(Tiongkok – Humas LIPI). Salah satu ukuran kemajuan sebuah negara adalah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek-nya). Semakin maju Iptek, maka negara itu bisa tergolong sebagai negara maju.
Berangkat dari hal tersebut, Indonesia perlu lebih memajukan perkembangan Ipteknya. Salah satu langkahnya dengan lebih banyak menyiapkan peneliti muda sebagai generasi penerus.
“Pemerintah Indonesia dalam hal ini lembaga riset dan institusi pendidikan perlu memprioritaskan penyiapan peneliti muda sebagai generasi penerus melalui berbagai program pengayaan ilmiah, capacity buildingpeneliti muda dan mobility program,” ungkap Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Akmadi Abbas menyarikan salah satu rekomendasi hasil pertemuan bertajukThe 3rd Annual Meeting Global Research Council (GRC) pada 26-29 Mei 2014 lalu di Beijing, China (Tiongkok).
Dua delegasi Indonesia dari LIPI hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Sekretaris Utama LIPI dan Kepala Biro Kerja sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI Nur Tri Aries S. Pertemuan GRC ini diselenggarakan atas kerja sama Chinese Academy of Science (CAS), the National Science Foundation of China (NSFC) dan the Natural Sciences and Engineering research Council of Canada (NSERC). Pertemuan mengesahkan the Statement Principles for for Action on shaping the Future : Supporting the Next Generation of Researchers.
Sebanyak 120 peserta dari 31 negara dan 14 organisasi ilmiah internasional mengikuti pertemuan tersebut. Pertemuan antara lembaga penyandang dana riset dan lembaga ilmiah ini memiliki dua tujuan. Pertama, pengesahan Statement Principles for Action on shaping the Future : Supporting the Next Generation of Researchers dan kedua adalah penerapan the GRC Action Plan on Open Access to Publications, yang sebelumnya telah disahkan dalam The 2nd GRC Meeting di Berlin tahun lalu.
Akmadi menambahkan, hasil pertemuan GRC juga menyoroti tentang pentingnya penyamaan persepsi terkait Open Access to Publication. Untuk itu, LIPI seyogyanya menginisiasi Workshop Open Access tersebut untuk mendefinisikan pemahaman open access dan langkah-langkah yang harus dipersiapkan agar saat kebijakan ini diambil sudah tidak menimbulkan multitafsir.
Partisipasi GRC Tokyo
Sementara terkait pertemuan GRC, Nur Tri Aries S menuturkan bahwa Indonesia, khususnya LIPI ke depan perlu mempersiapkan partisipasinya dalam The 4th GRC di Tokyo terkait scientific breakthrough dan sinergisme riset serta pendidikan.
Nur menjelaskan, pertemuan GRC merupakan pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri oleh Presiden/Kepala Lembaga Riset terkemuka dan Lembaga Penyandang Dana riset. “Tentu, ini penting diikuti oleh Indonesia,” imbuhnya.
Selain menghasilkan komitmen mengenai jaringan ilmuwan dan kebijakan Iptek dunia, lanjutnya, juga penting bagi Indonesia untuk membangun jaringan ilmuwan/policy makers dalam bidang Iptek. Sehingga, pertukaran kebaruan informasi dan best practice dari negara maju lainnya dapat memperkaya wawasan dan sebagai landasan Indonesia mengambil langkah-langkah penting kebijakan Iptek.
Forum GRC ini menjadi signifikan karena Indonesia sampai sekarang belum memiliki Lembaga penyandang Dana Riset seperti NSF di USA dan negara-negara anggota lainnya. “Diharapkan ke depan Indonesia memiliki lembaga semacam NSF tersebut untuk menstimulus gairah riset di Indonesia,” pungkasnya. (pw)
» Sumber : Humas LIPI
» Kontak : Rr Nur Tri Aries Suestiningtyas |