Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan (PR-EMK) mengadakan Diskusi Riset Mafin Seri #2 pada Rabu (28/12) di Jakarta. Kegiatan yang diselenggarakan secara daring ini mengangkat tema “Konektivitas Transportasi Laut dan Dampaknya Terhadap Pembangunan Ekonomi Daerah dan Nasional”.

Kegiatan ini sebagai Laporan Akhir dari Nur Hidayah Djaimin selaku Mahasiswa Magister, Laboratorium Perencanaan Wilayah GSGES Kyoto Jepang. Hadir para Pembahas yaitu Abdul Mutholib selaku Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektivitas (PR-KSDK BRIN) dan Zamroni Salim selaku Kepala PR-EMK.

Indonesia sebagai negara kepulauan menjadikan berfokus pada pembangunan maritim. Hal ini ditegaskan dalam UUD Nomor 16 tahun 2017, yang menyatakan bahwa transportasi laut akan selalu menarik untuk dibahas mengingat Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia. Dalam konektivitas transportasi laut, hal tersebut menjadi sebuah keharusan agar memberikan dampak ekonomi yang baik secara regional maupun secara nasional.

Lalu bagaimana implikasinya pada perekonomian secara spesifik di Provinsi Maluku? bagaimana konektivitas dan integritas antar pulau? Kemudian bagaimana konektivitas antar pelabuhan? Bagaimana dampaknya terhadap ekonomi regional dan nasional? Hal – hal tersebut dikaji dalam pengumpulan data primer di pemerintah provinsi Maluku dan juga pemerintah pusat.

Berdasarkan data yang tepat untuk melihat link cache analisis dan kontribusinya, sudah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2019 tentang pelabuhan dan hasil survei dari Kementerian dan juga lembaga dan pemerintah. Tujuannya untuk melihat seberapa besar kontribusi dari sektor transportasi regional terhadap provinsi Maluku.

Abdul dan Zamroni memberi masukan bahwa kontribusi ekonomi secara konsisten, termasuk saat menggunakan I-O dengan forward and backward linkages, serta Index Sensitivit dan indek lainnya antar industri di Maluku. Pembangunan Ekonomi terlalu samar, atau dengan kata lain cakupannya luas. Bisa merujuk ke salah satu indikator ekonomi makro yang ada atau dipakai dalam studi ini, seperti RGDP.

Menurut Zamroni, RGDP perkapita atau kontribusi sektoral pada aktivitas ekonomi di Maluku dibuat konsisten. Kemudian ia menyarankan, konsep transportasi laut serta ASDP/ penyebaran secara regulasi termasuk ke dalam lingkup transportasi darat. ”Konsep memasukkan penyeberangan juga boleh, namun dibandingkan hasilnya antara include-exclude transportasi penyeberangan,” saran Zamroni.

Sebab menurutnya, angkutan penyeberangan adalah angkutan yang mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. Termasuk di dalamnya barang komoditi yang harus diawasi keabsahan dan tingkat bahayanya untuk diangkut melalui transportasi tersebut.

Apakah pelaku ekonomi memanfaatkan secara optimal analisis ini? Apakah sudah efektif rantai pasok secara umum? Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, potensi wilayah Maluku dari sektor pertanian dan perikanan secara efektif belum tereksplorasi manfaatnya. Sebab itu sekadar memberikan gambaran saja, namun secara umum memang masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah, khususnya untuk peningkatan muatan balik dari pelabuhan-pelabuhan. Sedangkan fungsi dari pelabuhan itu sendiri sebagai pelabuhan komersial sudah menjalankan fungsinya untuk distribusi ekspor barang dari wilayah Maluku.

Untuk konektivitas wilayah antar pelabuhan menggunakan kapal yang dioperasikan oleh masyarakat setempat. Manajemen pelayarannya tergolong baik yaitu tidak ditetapkan di suatu aturan tertentu oleh perusahaan tertentu tapi dapat dioperasikan oleh masyarakat miskin.

Baik Abdul maupun Zamroni memberikan banyak masukan terkait implikasi dari kegiatan pergudangan kaitannya dengan produksi dalam suatu industri. Maka mereka menyarankan untuk mengaitkan dengan kondisi awal terkait kesenjangan konektivitas dan terbatasnya infrastruktur. Saran ini untuk menunjukkan pada grafik yang dipaparkan terkait angkutan udara dan penyeberangan. Artinya, kedua sektor tersebut memiliki potensi yang kuat untuk berkontribusi bagi sektor lain. (ANS/ed: And)