ant 201608 001241

ant 201608 001241MASIH misteriusnya pasangan calon yang bakal diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2017 membuat Koalisi Kekeluargaan rentan rontok akibat dinamika politik. Kendali terhadap eksistensi koalisi tersebut ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut pengamat politik dari LIPI Syamsuddin Haris, Koalisi Kekeluargaan masih rapuh karena belum memutuskan kandidat yang diusung. Koalisi itu dibentuk dua hari lalu oleh tujuh partai, yaitu PDIP, Gerindra, Demokrat, PKB, PKS, PAN, dan PPP.

“Kuncinya tetap di tangan Mega. Kalau Mega sudah memutuskan, semua elite PDIP ikut. Begitu juga koalisi. Kalau Mega enggak ke situ (calon pilihan koalisi), ya bubar jalan,” ujar Syamsuddin di Jakarta, kemarin.

Ia menegaskan koalisi harus diikat keseriusan komitmen politik dalam bentuk pasangan calon yang disepakati. Ia menduga ikatan sementara ketujuh parpol hanya hendak menunjukkan eksistensi barisan penantang calon petahana Basuki T Purnama alias Ahok. “Saya membaca ini koalisi main-main saja. Bikin koalisi kok enggak ada calonnya.”

Syamsuddin melihat Mega memiliki kecenderungan secara personal kepada sosok Ahok walaupun banyak elite PDIP yang gerah dengan Gubernur DKI itu. Terkait dengan Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya yang digadang-gadang sejumlah partai anggota Koalisi kekeluargaan untuk dijadikan lawan Ahok, Syamsuddin juga mengatakan semua tergantung Megawati.

Ahok sendiri menanggapi santai dibentuknya Koalisi Kekeluargaan. “Nggak ngerti aku, ya mungkin semua kekeluargaan, yang bahas anggaran juga kekeluargaan, diskusi kekeluargaan, mau pejabat juga kekeluargaan. Mungkin itu maksudnya, saya nggak tahu,” cetusnya.

Di sisi lain, isu yang diembuskan Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH bahwa salah satu dari tiga partai koalisi pendukung Ahok bisa membelot ditampik Sekjen Golkar Idrus Marham. Menurut dia, partainya serta NasDem dan Hanura tetap konsisten untuk mengusung Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Golkar, kata Idrus, memastikan dukungan ke Ahok bersifat final terlebih telah dikeluarkannya surat keputusan penetapan Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Surat itu ditandatangani Ketua Umum Setya Novanto dan dirinya selaku sekjen.

Ketua Tim Pemenangan Ahok, Nusron Wahid, justru menilai Koalisi Kekeluargaan tidak akan solid. Alasannya, koalisi yang digagas PDIP itu terbentuk bukan karena perhitungan politik yang matang, melainkan hanya bersifat emosional. (Kim/Nyu/Ssr/X-9)

Sumber: http://mediaindonesia.com/news/read/60780/koalisi-7-partai-rentan-rontok/2016-08-10