LIPI-IFI

LIPI-IFIJAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerja sama dengan Institut Prancis di Indonesia untuk membahas berbagai langkah mengatasi kemiskinan melalui pendekatan ilmu sosial dan kemanusiaan.

Kepala LIPI, Prof Dr Lukman Hakim, menyatakan kemiskinan saat ini menjadi permasalahan global meskipun dengan pemahaman berbeda-beda. Lukman mengakui dampak krisis global beberapa waktu lalu atau saat ini telah menyebabkan peningkatan angka kemiskinan dan meluasnya kesenjangan sosial.

“Untuk itu, Pengkajian kemiskinan melalui disiplin ilmu sosial secara holistik dinilai sangat penting,” kata Lukman dalam pidato pembukaan seminar Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) dan Kedutaan Prancis bertajuk ‘The Role of Social Sciences and Humanities in Understanding and Alleviating Poverty’ di Jakarta, Senin (3/6). “Dari hasil tersebut, lanjutnya, diharapkan mampu menelurkan strategi tepat dalam membantu menyusun kebijakan dan perencanaan sosial untuk mengatasi kemiskinan.”

Persoalan kemiskinan merupakan permasalahan klasik yang dihadapi oleh setiap negara, tak terkecuali Indonesia dan Prancis. Bahkan, negara ekonomi terbesar kedua di zona euro tersebut masih menghadapi masalah kemiskinan sebagai dampak krisis keuangan dan ekonomi di blok 17 negara pengguna euro.

Angka kemiskinan di Prancis tahun 2013 berkisar antara 8–15 persen. Sebagai perbandingan, angka kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 32 juta jiwa dari total populasi sebesar 234 juta jiwa atau sekitar 14 persen.

Deputi IPSK LIPI, Prof Dr Aswatini, mengatakan penyelesaian atau pengurangan permasalahan kemiskinan bisa dilakukan dengan meningkatkan peran semua disiplin ilmu sosial tersebut dalam kerangka penelitian. Berangkat dari hal tersebut, lanjutnya, Indonesia bersama Prancis berupaya mengaji berbagai persoalan kemiskinan dalam seminar bilateral dengan tujuan berbagi pengetahuan dan wawasan, pengalaman, dan juga pemikiran tentang peran ilmu sosial dan humaniora dalam menganalisa dan mengatasi kemiskinan.

Tak sebatas itu saja, ada upaya untuk membangun kerja sama internasional di bidang sosial dan humaniora. “Kemudian dari situ, kedua belah pihak memperkuat kolaborasi penelitian antara berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, terutama peran ilmu-ilmu tersebut untuk menganalisa dan mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia dan Prancis,” jelasnya.

Tahap Awal

Aswatini mengakui kerja sama ini baru tahap awal. Dari kerja sama tersebut, LIPI dapat bertukar pengalaman dengan Prancis terkait dengan upaya mengatasi kemiskinan. “Dilihat dari pertumbuhan, bagaimanapun juga Prancis lebih dahulu ketimbang Indonesia. Kita bisa mempelajari apakah permasalahan di Prancis bakal berdampak juga terhadap Indonesia,” paparnya.

Sementara itu, Konselor Kerja Sama dan Kebudayaan Direktur Institut Prancis di Indonesia, Dr Bertrand de Hartingh, menegaskan kerja sama ini didasarkan pada asal egaliter. Dalam hal ini, lanjutnya, Prancis tidak akan menggurui LIPI, begitu juga sebaliknya.

“Kami akan berbagi dengan latar belakang disiplin dan instisusi berbeda. Kami berbagi banyak program pengentasan kemiskinan,” kata Bertrand. mad/E-9

Sumber: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/120907