Membangun iklim bisnis

Membangun iklim bisnis

Title: Membangun Iklim Bisnis Dalam Meningkatkan Daya Saing Daerah : Studi Kasus Kabupaten Tangerang
Type: Book
Author: Endang Tjitroresmi (editor), dkk.
Publisher: LIPI Press
Year: 2010

Penelitian yang berjudul ”Membangun Iklim Bisnis Dalam Meningkatkan Daya Saing Daerah” telah  dilakukan di Kabupaten Tangerang. Dipilihnya Kabupaten Tangerang karena relatif dekat dengan DKI. Jakarta. Kedekatan dengan pusat bisnis utama Indonesia ini sangat menguntungkan Kabupaten Tangerang melalui kuatnya permintaan domestik sebagai limpahan penduduk dan industri manufaktur dari DKI Jakarta. Penelitian ini hanya difokuskan pada aspek, pertama, kelembagaan investasi, kedua, tata ruang dan infrastruktur, ketiga, masalah perburuhan dan kerawanan sosial. Data yang digunakan dalam analisis adalah data primer dari hasil wawancara dengan nara sumber terkait penelitian, seperti, SPSI, APINDO, pemda, LSM, tokoh masyarakat, dan pengusaha dan data sekunder dari publikasi-publikasi yang telah diterbitkan maupun belum diterbitkan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, tingginya pertumbuhan penduduk telah memberikan kontinuitas supply tenaga kerja kepada dunia usaha. Tingkat upah yang lebih rendah dari biaya hidup memberikan indikasi bahwa tingkat upah di Kabupaten Tangerang relatif cukup rendah, sehingga manfaat/nilai tambah penggunaan tenaga kerja  masih diterima oleh dunia usaha dibanding oleh pekerja. Selain itu, walaupun telah dibentuk suatu organisasi pelayanan perijinan terpadu yang disebut BP2T (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu), namun masih dirasakan belum memadai akibat lama dan tidak transparannya biaya perijinan. Faktor lain penghambat pertumbuhan bisnis dan investasi di daerah yang menyebabkan daya saing berkurang, yaitu kondisi infrastruktur yang buruk; upah yang makin mahal, termasuk isu tenaga kerja, terutama menyangkut masalah demontrasi buruh serta perpajakan, yang masih dirasakan sulit dan rumit. Selain itu, kebijakan perekrutan tenaga kerja melalui jalur outsourcing tidak menguntungkan pengusaha maupun buruh/pekerja; tidak semua outsourcer melakukan kerja dengan cara membantu angkatan kerja bisa masuk lapangan kerja. Dengan demikian,  di Kabupaten Tangerang, ditinjau dari aspek kelembagaan investasi, tata ruang dan infrastruktur, serta perburuhan, tampaknya iklim bisnis belum menunjukkan kondisi yang kondusif. Hal ini disebabkan masih banyak keluhan dari investor atas kekurangan/kelemahan ketiga factor tersebut. Untuk dapat meningkatkan daya saing daerah maka kekurangan/kelemahan tersebut harus dibenahi.