Title: Analisis Tingkat Upah & Produktivitas Tenaga Kerja
Type: Book
Author: Agus Syarip Hidayat (editor), dkk.
Publisher: LIPI Press
Year: 2010
Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tahun kedua ini, yaitu: Pertama, menganalisis peran KA commuter Jabodetabek terhadap perekonomian DKI Jakarta.; Kedua, mengidentifikasi dan menganalisis industri pendukung dan industri terkait dalam jaringan KA commuter Jabodetabek; Ketiga, menganalisis persepsi konsumen terhadap konteks strategi dan persaingan antara jasa angkutan KA commuter Jabodetabek dengan moda transportasi lainnya.
Studi ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada konsumen KA commuter jabodetabek dan penumpang bus kota. Sementara data sekunder diperoleh dari berbagai sumber terpercaya, seperti BPS, PT KAI, PT, KCJ, dan Dirjen Perkeretaapian. Alat analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian pertama dan kedua adalah input-output model. Sementara untuk mencapai tujuan ketiga akan ditekankan pada analisis kuesioner.
Temuan utama dari penelitian ini adalah: Pertama, KA commoter Jabodetabek telah berkontribusi dalam menciptakan keterkaitan ke belakang (backward) dan ke depan (forward) yang tinggi terhadap sektor-sektor ekonomi lain di DKI Jakarta. Kontribusi langsung KA sendiri terbilang masih rendah dibandingkan dengan kontribusi moda transportasi publik lainnya, khususnya bus kota; Kedua, kerjasama antara industri pendukung dan terkait di dalam negeri dengan perusahaan KA sudah terbangun sejak lama. Namun demikian, mereka hanya mampu memasok sebagian kecil kebutuhan perlatan dan perlengkapan KA commuter Jabodetabek. Sebagian besar perlatan pendukung KA commuter Jabodetabek masih harus impor dari berbagai negara; Ketiga, hasil survey menunjukkan bahwa secara umum KA commuter Jabodetabek mempunyai keunggulan dibandingkan dengan moda transportasi bus kota. Keunggulan ini terkait dengan aspek keamanan dan kenyamanan di stasiun serta kecepatan dan ketepatan waktu keberangkatan. Dalam persepsi responden, hanya aksesibilitas ke stasiun KA yang dirasa kurang dibandingkan dengan aksesibilitas ke terminal atau tempat mangkal bus kota.