Berkunjung ke kota manapun di Tiongkok akan membuat kita sadar bahwa negara tersebut memiliki banyak taman kota. Di setiap sisi kota selalu hadir taman yang ditata dengan sangat cantik. Taman-taman di Tiongkok juga selalu dipenuhi pengunjung sejak sebelum fajar menyingsing hingga setelah senja tiba, setiap hari sepanjang tahun (Calligraphy for God, 2017). Setiap orang melakukan aktivitasnya masing-masing di sana, seperti duduk-duduk di kursi taman, bermain mahjong, melakukan olahraga taichi, mengajak bermain anak, menari, bermain layang-layang, dan berbagai jenis kegiatan lainnya. Bagi masyarakat Tiongkok, taman menjadi tempat yang paling sering dikunjungi untuk mengisi waktu luang. Berdasarkan hasil survei, pergi ke taman menjadi urutan pertama aktivitas yang biasa dilakukan oleh penduduk Tiongkok untuk mengisi waktu luang di luar rumah (Yin, 2005).
Sebenarnya, bagaimana makna taman dalam kehidupan orang Tiongkok? Mengapa mereka suka menghabiskan waktu luang di taman?
Dalam bahasa Mandarin, waktu luang disebut休閒 (xiu xián) (karakter tradisional) atau休闲 (xiu xián) (karakter sederhana). Kedua karakter tersebut merupakan gabungan dari dua karakter, yakni休 (xiu) dan 閒 (xián) atau休 (xiu) dan 闲 (xián). Karakter 休 berasal dari dua karakter, yaitu “人” (rén, manusia) dan “ 木” (mù; sebatang pohon). Kita bisa menganalogikan karakter 休 sebagai seseorang yang sedang berbaring di bawah pohon untuk beristirahat. Sementara karakter tradisional閒 (xián) merupakan gabungan dari karakter “ 门” (mén; pintu) dan “ 月” (yuè, bulan). Karakter閒 menggambarkan kondisi ketika cahaya bulan masuk ke dalam rumah melalui celah-celah pintu. Jadi, 休閒 merupakan simbol seseorang yang sedang berbaring menikmati waktu istirahat di rumah, dengan bermandikan cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah pintu. Sedangkan karakter闲 merupakan gabungan dari karakter “ 门” (mén; pintu) dan“ 木” (mù; sebatang pohon). Karakter ini menggambarkan kayu yang ditaruh melintang di belakang pintu tradisional Tiongkok yang berguna untuk mengunci pintu, serta melukiskan area di dalam rumah yang terproteksi dan tidak terganggu. Dari sini, tergambar yang dimaksud dengan waktu luang dalam karakter 休闲adalah waktu istirahat yang bebas dan tidak terganggu oleh apapun. Berdasarkan penjelasan di atas, karakter tradisional ataupun karakter sederhana dari kata ‘waktu luang’ dalam bahasa Mandarin terbentuk dari tiga karakter, yakni休 (xiu), 閒 (xián) dan 闲 (xián). Ternyata, ketiganya memiliki unsur alam di dalamnya, yakni karakter 木 (mù; sebatang pohon) dan “ 月” (yuè, bulan). Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa waktu luang dalam kebudayaan Tiongkok tidak bisa dilepaskan begitu saja dari alam.
Kuatnya ikatan antara alam dengan aktivitas mengisi waktu luang ini juga banyak mendapatkan pengaruh dari Taoisme, sebagai salah satu ajaran yang mengakar erat dalam kehidupan masyarakat Tiongkok. Dalam Taoisme, manusia tidak bisa dilepaskan dari alam dan harus menjadi satu dengan alam. Taoisme pun mengajarkan ‘Wu Wei’ (无为; wúwéi) atau tidak melakukan apa-apa. Manusia diarahkan untuk tidak melakukan apa-apa, membiarkan alam bergerak menentukan ke mana manusia itu harus melangkah. Manusia yang bisa hidup sesuai dengan ‘kehendak alam’ akan merasakan kedamaian dalam hidupnya. Menyatu dengan alam akan membuat jiwa merasa tenang, damai, dan lebih memahami hidup (Tu, 2010). Alam adalah tempat yang menyenangkan dan sumber dari kesenangan. Untuk memperoleh kesenangan tersebut, manusia harus mendekatkan diri dengan alam. Salah satu cara mendekatkan diri dengan alam adalah dengan melakukan aktivitas di alam. Sehingga, tidak aneh apabila melakukan aktivitas di alam menjadi pilihan utama masyarakat Tiongkok dalam mengisi waktu luang.
Taman adalah miniatur alam. Taman adalah ruang terbuka yang di dalamnya mengandung berbagai unsur alam, seperti pohon-pohon, bebatuan, kolam-kolam yang berisi ikan, air terjun buatan, hingga gunung-gunung buatan. Bila taman merupakan representasi dari alam, maka melakukan aktivitas di taman sama dengan melakukan aktivitas di alam. Taman menjadi gambaran dari hubungan antara manusia dengan alam. Melakukan aktivitas di taman adalah bentuk upaya masyarakat Tiongkok untuk dapat mendekatkan diri mereka dengan alam (Han, 2006). Sehingga, bagi masyarakat Tiongkok beraktivitas dan mengisi waktu luang di taman bukan hanya perkara mengistirahatkan tubuh semata, tapi juga memiliki makna yang jauh lebih dalam. Melakukan aktivitas di taman adalah proses menentramkan jiwa dan raga. Taman adalah tempat masyarakat Tiongkok ‘meresapi’ alam, tempat mereka bisa merasakan kedamaian dan kebahagiaan.
Mengetahui bagaimana nilai taman dalam kebudayaan masyarakat Tiongkok membuat kita lebih memahami, mengapa masyarakat Tiongkok sangat suka mengisi waktu luang mereka di taman. Ternyata, beraktivitas di taman bagi masyarakat Tiongkok bukan sekedar kegiatan mengisi waktu luang saja, tapi ada makna yang lebih dalam, makna filosofis yang erat kaitannya dengan kebudayaan mereka. (Wabilia Husna/ Penulis adalah peneliti pada P2SDR-LIPI)
Referensi
Calligraphy for God. 2017. 5 Popular Leisure Activities in China. Diakses pada 3 Agustus 2017 dari https://www.calligraphyforgod.com/leisure-activities-china.html.
Han, F. 2006. The Chinese View of Nature : Tourism in China’s Scenic and Historic Interest Areas. PhD thesis, Queensland University of Technology.
Tu, Xuefei. 2010. Meanings of Leisure in the Everyday Lives of Chinese University Students. Master Thesis. Recreation and Leisure Studies – Tourism Policy and Planning the University of Waterloo
Yin, X.D. 2005. New Trends of Leisure Consumption in China. Journal of Family and Economic Issues, Vol. 26 (1).
Ringkasan Bahasa Cina:
在中国找到公园不是一个难的事儿。在哪儿都有公园。在中国的公园总是充满游客。中国人都喜欢在公园打发业余时间。 对中国人来说, 在公园做休闲活动不仅是浪费时间的,而且有哲学意义的。这是跟文化和教义有关系. 真不奇怪中国人非常喜欢在公园里做休闲活动。
Ringkasan Bahasa Jepang:
中国の都市における公園の存在は、中国人に信頼される哲学的な値と密接に関連しています。この記事では、道教の影響される中国の文化や思想の観点から、中国における公園にある意味を議論しています。
Sumber: http://psdr.lipi.go.id/news-and-events/opinions/180-filosofi-taman-di-tiongkok