Indonesia dan Korea Selatan secara historis berorientasi kuat pada pembangunan ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan yang terbuka. Kedua negara ini memiliki hubungan yang saling menguntungkan, baik secara bilateral maupun tingkat regional. Dalam konteks kawasan, kedua negara sama-sama aktif dalam kerja sama di Asia Tenggara dan Asia Timur melalui ASEAN. Sebagai bagian penting untuk memahami masalah terkait Indonesia dan Korea Selatan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) bekerja sama dengan Korea Foundation-Jakarta Office, menyelenggarakan International Webinar on “Enhancing Indonesia-South Korea Connectivity” pada Senin, 22 Maret 2021, melalui zoom webinar dan live di channel YouTube LIPI, mulai pukul 09.00 WIB
 
Jakarta, 21 Maret 2021. Hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan terpengaruh oleh berbagai faktor yang mengarah ke pergerakan barang, modal, sosial budaya, dan orang ke orang melalui pertukaran migrasi internasional. “Sebagai bagian untuk memahami masalah terkait Indonesia dan Korea Selatan, webinar internasional ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik dalam memperkuat hubungan bilateral dan diplomatik kerja sama antara kedua negara,” ungkap Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko.

Menurut Handoko, webinar ini merupakan bagian dari kerjasama yang sedang dibangun antara LIPI dengan berbagai lembaga di Korea Selatan. “Webinar internasional ini merupakan bagian dari program awal atau kick-off yang diinisiasi antara Korea Foundation Jakarta Office dan IPSK LIPI dalam membentuk Kelompok Riset Indonesia-Korea Selatan di Indonesia dan membangun jembatan untuk memperkuat jejaring, kerjasama penelitian dan kolaborasi antar peneliti di Indonesia-Korea Selatan tentang masalah terkait,” jelasnya.

Sementara itu, menurut Deputi bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti mengungkapkan, pergerakan hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan telah ditentukan oleh kedua negara yang didukung oleh sumber daya serta proses kemajuan ekonomi dan politik. “Keduanya berusaha untuk menjaga keamanan dan kemakmuran mereka, serta berusaha membuka kerjasama lebih luas dalam berbagai sektor melalui kerjasama diplomatik yang sangat erat dan ekonomi bilateral,” papar Nuke.

“Selain itu, kedua negara memiliki potensi pertukaran sosial budaya yang tinggi dan pembelajaran yang dapat diambil. Penyebaran Korean Waves, seperti K-POP, K-Drama, K-Foods dan K-Beauty, telah menjadi semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan generasi milenial,” imbuh Nuke.

Dirinya menyatakan, Korea Selatan juga merupakan salah satu negara tujuan populer bagi orang Indonesia untuk mencari pekerjaan di luar negeri. “Melalui ekonomi berkembangnya, Korea Selatan akan membutuhkan pekerja migran luar negeri yang produktif untuk mendukung perkembangan industrinya. Maka dari itu, dengan kelebihan tenaga kerja dan bonus demografis, Indonesia mencoba untuk menyediakan lapangan kerja dengan memaksimalkan peluang di luar negeri, termasuk memberangkatkan tenaga kerjanya di industri Korea, mulai dari dari sektor manufaktur, konstruksi, perikanan, dan jasa,” pungkasnya.

Dalam webinar internasional ini, selain Kepala LIPI dan Presiden Korea Foundation, akan dihadiri Duta Besar Korea untuk Indonesia dan Duta Besar Indonesia untuk Korea. Adapun sesi paparan akan diberikan oleh lima pembicara dari Indonesia dan Korea Selatan yang akan membahas tentang hubungan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia-Korea.
Sumber : Humas LIPI

Sivitas Terkait : Dr. Tri Nuke Pudjiastuti M.A.