Dalam kondisi perdagangan global yang tak menentu akibat pandemi COVID-19, ekonomi daerah menjadi pemain utama dalam perekonomian nasional. Strategi meningkatkan akses dan diversifikasi pasar menjadi pilihan rasional untuk membangkitkan perekonomian nasional yang sedang melesu. Untuk itu, Indonesia perlu memperhatikan kekuatan industri dalam negeri dalam meningkatkan daya saing dan memperluas pasar global. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan mendiskusikan kondisi perdagangan global dan pengaruhnya pada peta ekonomi/investasi dan perdagangan dunia dalam Webinar “Perdagangan dan Investasi Indonesia di Masa Pandemi COVID-19: Kinerja dan Tantangan Global”, pada 15 Desember 2020 melalui kanal virtual Zoom, mulai pukul 09.00 WIB
Jakarta, 11 Desember 2020. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemasyarakatan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti, mengatakan munculnya pandemi COVID-19 turut mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi global karena semakin terbatasnya ruang gerak produksi. “Pandemi memberikan pelajaran pada kita bangsa Indonesia untuk terus bergerak dinamis, pantang menyerah dalam upaya menyelamatkan perekonomian nasional,” tegasnya. “Perubahan dan dinamika sosial, ekonomi, politik di tingkat regional dan global telah berubah seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin masif,” tambah Nuke.

Nuke menyebut perkembangan dinamika tersebut perlu dipahami secara holistik dalam rangka meningkatkan daya saing dan perluasan pasar bagi produk Indonesia di pasar global. “Sekaligus memperbaiki permasalahan domestik terkait industrialiasi dan hilirisasi produk nasional yang selama ini masih didominasi produk dengan nilai tambah yang relatif rendah,” terangnya.

Untuk itu, kegiatan webinar ini diadakan sebagai salah satu upaya untuk ikut mencari jalan keluar yang adaptif dan solutif. “Webinar nasional diharapkan dapat memberikan analisis dan masukan mengenai bagaimana Indonesia bisa meningkatkan kemampuan perekonomiannnya di tengah pandemi global yang masih meluas,” harap Nuke. 

Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Zamroni Salim, menegaskan bahwa dalam upaya meningkatkan daya saing dan memperluas pasar, Indonesia perlu memperhatikan kekuatan industri dalam negeri. “Tentunya dengan memperhatikan pada keterlibatan investor Foreign Direct Investment (FDI), keterlibatan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada Global Value Chain (GVC), diplomasi yang aktif di level dunia yang didasarkan pada landasan legal World Trade Organization (WTO) yang logis dengan dukungan kajian ilmiah,” ungkap Zamroni. “Termasuk kemungkinan untuk melakukan revisi terhadap perjanjian perdagangan Biletaral dan Regional”.

Selain itu, dalam kondisi perdagangan global yang belum menentu karena pandemi dan proteksionisme global, pemerintah harus melihat bahwa potensi ekonomi daerah menjadi pemain utama dalam perekonomian perdagangan. “Di sini perlu industri pengolahan yang kuat dan bukan sekedar promosi smelter, tetapi juga hilirisasi yang nyata di tiap produk utama ekspor dan turunannya, dan dukungan untuk tumbuhnya investasi di daerah (termasuk FDI) dalam mendukung target perluasan pasar di negara-negara potensial sebagai mitra dagang Indonesia,” kata Zamroni.

Pembahasan isu perdagangan dan investasi Indonesia dalam webinar ini akan dihadir pula oleh Dr. Aris Arif Budimanta (Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi), Dr. Arianto Patunru (Australia Fellow, Arndt-Corden Dep. Of Economic;Policy Engagement Coordinator,ANU Indonesia Project), dan Dr. Yuliot (Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal -BKPM).

Sivitas Terkait : Dr. Tri Nuke Pudjiastuti M.A.