Jakarta – Humas BRIN. Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan Director General Japan Foundation Jakarta, Takahashi Yuichi di kantor BRIN Gatot Subroto Jakarta, Senin (25/07).

Menurut Takashi, kunjungan ini pertama kali sejak BRIN terbentuk. Tujuan dari kunjungan adalah keinginannya untuk melakukan kolaborasi riset di dalam program yang ada di Japan Foundation. Adapun beberapa divisi yang dapat dikolaborasikan yaitu divisi bahasa yang di dalamnya terkait kurikulum, bahan ajar, dan lain-lain. Divisi budaya ini terkait seni kontemporer yang dapat dilakukan secara dua arah. Sementara divisi studi tentang Jepang hanya fokus pada ilmu sosial dan humaniora.

Di dalam kunjungan ini Japan Foundation menyerahkan buku-buku tentang topik yang dapat membantu dalam melakukan riset terkait Jepang. Kunjungan ini difokuskan pada diskusi untuk rencana kolaborasi riset. Diskusi dihadiri oleh Kepala OR IPSH-BRIN, Kepala PR Kewilayahan, Kepala PR Kendudukan, dan Kepala PR Pendidikan, serta tim kajian dari OR IPSH dan Tim Japan Foundation.

Kepala OR IPSH, Ahmad Najib Burhani, berharap ada pengikut yang bekerja di Pusat Riset Kewilayahan yang akan memperkuat BRIN terkait kerja sama yang akan dibangun bersama Japan Foundation. Sementara ia menjelaskan, di pusat – pusat riset BRIN sebelumnya sudah ada pengikut dari Timor Leste, Pilipina, serta Myanmar. Hal ini akan memperkuat kajian untuk negaranya. “Jika sudah ada perwakilan maka akan lebih baik lagi untuk memperbaharui informasi tentang Indonesia atau Jepang,” ungkapnya.

Sependapat dengan Kepala OR IPSH, Fadjar Ibnu Thufail Kepala Pusat Riset Kewilayahan mengatakan bahwa pusat risetnya menjadi focal point dari pengembangan Kajian Jepang di Indonesia melalui kolaborasi dengan Japan Foundation. Selain itu, PRW juga menjadi salah satu focal point Kajian Jepang di Asia Tenggara. Bersama ahli Jepang dari NUS (Singapura), Thammasat Univ (Thailand), Ateneo Univ (Filipina), dan Univ of Malaya (Malaysia). Dimana Dr. Fadjar Ibnu Thufail dan beberapa tim Pusat Riset Kewilayahan mewakili Indonesia menjadi anggota dewan penasehat Japan Studies in Southeast Asia (JS-ASEAN), tuturnya.

Fadjar menambahkan, untuk kolaborasi riset dan program bisa diusulkan terkait kebencanaan, guru partner yang dikirimkan ke sekolah-sekolah, pembelajaran bahasa, pendampingan bagi mahasiswa Jepang, dan pembuatan potcas tentang alumni Jepang yang ada di Indonesia, ujarnya.

Sementara itu Kepala Pusat Riset Pendidikan, Trina Fizzanty berpendapat, Jepang sangat menonjol di pendidikan karakternya, BRIN memperhatikan hal tersebut. Terkait hal ini alangkah baiknya untuk kolaborasi dalam membangun karakter Indonesia, pungkasnya. (suhe/ed:And)