Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PR MB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan secara daring webinar bertajuk “Pengelolaan dan Masa Depan Jurnal Ilmiah di Era Restrukturisasi Lembaga Riset”, Kamis (11/08).

Mewakili Kepala PR MB Lilis Mulyani, Peneliti PR MB Widjajanti M Santoso membuka acara dengan menyampaikan tentang jurnal yang menjadi media akses bagi dunia internasional tentang perkembangan kegiatan riset para ilmuwan. Bagaimana dengan bahasa yang digunakan? Apakah harus berbahasa inggris atau mempertahankan bahasa Indonesia? Hal itu dibahas dalam kegiatan webinar ini.

Pembicara pertama, Mulyawan S Nugraha dari Kementerian Agama memaparkan pentingnya keterlibatan editor dari eksternal sebagai tuntutan dari regulasi akreditasi. Dalam hal itu, para periset bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi. Mulyawan juga menyinggung tentang peningkatan anggaran untuk pengelolaan jurnal. Pihaknya mencoba meningkatkan alokasi yang tidak hanya sebatas untuk para pengelola namun juga untuk kegiatan guna mendorong penerbitan naskah jurnal yang berkualitas.

Para pengelola jurnal juga harus membekali dirinya tentang regulasi yang berlaku. Untuk itu ia berharap kegiatan kali ini bisa memberi satu pemikiran positif agar bagaimana pengelolaan jurnal yang mempunyai fokus penelitian, apalagi pasca restrukturisasi yang terjadi di Lembaga riset semacam BRIN ini.

Pembicara selanjutnya, Putri Pradnyawidya Sari selaku Chief Editor Jurnal Komunikasi Jurnal Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengenalkan pengelolaan jurnal dari perjalanan Panjang sejarah Komunika. Ia mengisahkan pengalamannya mengelola jurnal yang kesulitan mendapatkan artikel dengan kendala distribusi yang masih secara manual sehingga kurang optimal promosinya. Ia juga menyinggung biaya penerbitan jurnal yang tidak sedikit, serta perubahan pemberian honor alias insentif bagi para penulis dan pengelolanya.

Kini, pengelolaan jurnal rata – rata sudah cenderung berbasis online. Hal itu menjadi tantanga pengelola untuk melakukan proses migrasi dengan berbagai keterbatasan kemampuan pengelola untuk menguasai penerbitan jurnal berbasih elektronik. Ia juga menceritakan bagaimana memperjuangkan penerbitan jurnal berbahasa inggris dari proses sampai saat mengajukan akreditasi.

Melalui sebuah peraturan pemerintah, BRIN telah mengintegrasikan tugas dan fungsi penelitian, pengembangan, dan penerapan dengan pula melakukan pengembangan SDM yang maksimal. Ia juga menceritakan upaya untuk mengatasi atau mengelola ekosistem jurnal di Badan Litbang Kementerian Kominfo, muncul peraturan Kepala Badan Litbang SDM tanggal 1 April 2022 tentang pengelolaan jurnal di lingkungan Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo. Dalam hal ini, Kominfo membentuk tim pengelola jurnal dan melibatkan personil pengolah Citra. “Ini adalah poin penting bagi komunikasi yaitu setiap sangkar dapat membentuk tim pengelola jurnal dan dapat melibatkan pengelolaan oleh pihak lain,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan permasalahan yang muncul, bagaimana supaya jurnal ini tidak datang begitu saja dan bisa berkembang terus serta pengaturan bentuk kerja sama untuk sistem pengelolaan oleh pihak lain. Putri juga memberikan strateginya membentuk tim jurnal untuk tujuan supaya diketahui batasan kerja sama antara pengelola jurnal dan penerbitnya. Dengan ini perlu memperluas jaringan autor untuk mengatasi keterbatasan anggaran. (ftl/ed: and)