Jakarta – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Ferry Indonesia (PT. ASDP) sepakat berkolaborasi melakukan riset tentang pembelajaran, penelitian dan pengembangan inovasi di bidang konektifitas transportasi dan logistik untuk memantik kesejahteraan masyarakat kepulauan. Kolabolasi dan kerja sama ini direalisasikan dengan diawali penandatanganan naskah Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) kedua pihak pada Selasa, (11/10), di Kantor BRIN Kawasan Gatot Subroto, Jakarta.
Naskah ditandatangani oleh Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat (OR TKPEKM) BRIN dan Direktur Utama PT ASDP. Seremoni ini juga dihadiri oleh Kepala Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa, dan Konektivitas (PRKSDK) BRIN, para peneliti BRIN, dan jajaran pimpinan serta staf PT ASDP. Selain seremoni penandatangan, kesempatan ini juga sekaligus sebagai forum diskusi Desa Talks (Detalks #19) yang rutin diselenggarakan oleh PRKSDK BRIN.
Kepala OR TKPEKM, Agus Eko Nugroho mengutarakan pandangannya dari kolaborasi ini. Ia mengatakan bahwa dari sudut pandang BRIN sebagai pelaku akademisi dan periset, yang menjadi perhatian adalah saat ini ekonomi Indonesia berada pada konteks dimana aksesibilitas dan inklusifitas masih memiliki problematik. “Ini yang menjadi peran strategis ASDP. Aktivitas dari ASDP memiliki dimensi yang luar biasa pada kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), seperti pelayanan transportasi dan juga distribusi logistik curah dan sebagainya,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa perlu diketahui sebesar 60% dari Gross Domestic Product (GDP) Indonesia masih ditopang oleh UMKM, sehingga menurutnya agregat kebutuhan pelayanan lintasan perintis menjadi potensial. Hal tersebut juga mendasari kolaborasi ini dimana perlu adanya sebuah aktifitas yang mampu mendukung produktfitas UMKM, yang otomatis akan meningkatkan ekonomi Indonesia secara alami.
“Peningkatan konektifitas dalam transportasi dan logistik sejalan dengan bagaimana memperkuat inklusifitas pembangunan nasional. Kita akan memberikan dukungan mempersiapkan semuanya pada upaya pencapaian di Indonesia 2045 sebagai Indonesia Maju,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menguraikan terkait layanan lintasan perintis dari ASDP, hal tersebut sangat prospektif dan menjadi salah satu kewajiban bahwa negara hadir di dalam satu situasi di mana keterpisahan lokasi. “Kemudian konektfitas menjadi bagian yang penting bagi masyarakat dari Sabang sampai Merauke di mana disparitas aksesibilitas pada infrastruktur, jaringan transportasi dan sebagainya masih sangat terlihat,” urainya.
Ira Puspadewi, Direktur Utama PT. ASDP Indonesia Ferry menceritakan bahwa ASDP saat ini telah bertransformasi dan mengedepankan digitalisasi. Menurutnya, hal tersebut merupakan tantangan yang sulit namun menciptakan kedisiplinan dalam banyak hal seperti sistem pembelian tiket yang meminimalisir antrian, sehingga tercipta efisensi.
Ia juga memerinci bahwa ASDP sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki 2 fungsi yaitu sebagai sebuah korporasi dalam menghasilkan profit, dan juga sebagai representasi kehadiran negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lintasan pelayaran perintis. Untuk itu, saat ini ASDP telah mengakuisisi perusahaan pelayaran dan kini memilki sebanyak 311 lintasan pelayaran yang terbagi menjadi sebanyak 28% lintasan komersial dan 72% lintasan perintis.
Ia menyebutkan, “selain pelayaran transportasi, ASDP juga merambah kepada angkutan logistik, hal ini menambah portfolio ASDP dalam kompetensinya di bidang pelayaran”. Hal tersebut juga termasuk barang angkutan curah untuk melayani logistik desa di daerah terpencil. “Dengan kolaborasi ini saya berharap kedua pihak bersepakat untuk memajukan pelayanan kehadiran negara di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3TP),” sebutnya.
Alie Humaedi, Kepala PRKSDK BRIN menyambut baik kolaborasi ini. “Kita akan bekerja sama melakukan penelitian dan pengembangan yang kami sebut dengan desa asri dan sejahtera dukungan pelayaran (desa ASDP),” sambutnya. (RBA)