Jakarta – Humas BRIN. Para peneliti BRIN pada Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PRMB) mengikuti Workhsop Recording The Future as a Source: Audiovisual Material for Research yang diselenggarakan oleh PRMB bekerja sama dengan Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies dan KITLV, Belanda. Hadir dalam acara ini Kepala PRMB, Lilis Mulyani. Dalam sambutannya, Lilis Mulyani mengapresiasi kerja sama yang telah terbangun di antara organisasi ini sejak tahun 2003. Ia berharap penelitian bersama dapat terus berlanjut.

Dalam workshop ini hadir pembicara utama Fridus Steijlen, peneliti senior KITLV. Ia merupakan Profesor Bidang Kebudayaan dan Migrasi Maluku dalam perspektif komparatif di Fakultas Ilmu Sosial Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda. Hadir juga Ireen Hoogenboom selaku koordinator Project Recording the Future (RtF) dan Lelolita Masnun yang merupakan perwakilan BRIN.

Dalam sesi public lecture, Fridus Steijlen menyampaikan, bahwa Project Recording the Future merupakan sebuah penelitian tentang kehidupan masyarakat dan budaya di Indonesia sehari-hari. Program ini menggunakan audiovisual dalam menangkap realita di suatu tempat penelitian, yang kemudian akan dilakukan di tempat yang sama pada periode 4 tahun ke depan. Dengan demikian, sehingga akan tergambar adanya perubahan atau tidaknya situasi dan kondisi di tempat penelitian tersebut terkait masyarakatnya dan budayanya.

Pendokumentasian dilakukan di delapan lokasi di Indonesia, yaitu Jakarta, Delanggu (Jawa Tengah), Payakumbuh (Sumatera Barat), Kawal (Kepulauan Bintan), Sintang (Kalimantan Barat), Bittuang Tana Toraja (Sulawesi Selatan), Ternate, dan Surabaya (Jawa Timur). Sementara Ireen Hoogenboom menyampaikan contoh-contoh pengambilan gambar di beberapa lokasi seperti di Jakarta. Gambar tersebut mengenai bagaimana proses pemilihan lokasi misalnya dengan melihat berita terkini di wilayah tersebut.

Melengkapi yang disampaikan ireen hoogenboom, Lelolita Masnun juga menyampaikan bagaimana persiapan sebelum menjalankan project RtF ini. Persiapan itu antara lain rapat bersama tim seputar lokasi, persiapan hingga daftar pertanyaan, dan bagaimana mendeskripsikan hasil dokumentasi ke dalam lembar deskriptif penelitian, untuk dibuat laporan tertulisnya sesuai standar yang berlaku.

Selain sesi Public Lecture, juga dibuka sesi tanya jawab dengan para peserta. Beberapa pertanyaan peserta antara lain seputar metode pemilihan lokasi penelitian, standar perangkat yang digunakan, hingga sarana penyimpanan rekaman.  Para peserta sebagai peneliti yang akan mencoba model Recording The Future (RtF) dalam penelitian ini sangat antusias dalam bertanya dan berdiskusi. Para narasumber juga secara lengkap menjawab dan memberikan gambaran mengenai hal ini pada  sesi masterclass tutorial on using Rtf collection. Peserta berharap workshop yang sangat penting ini dapat berlanjut agar para peneliti bisa mengaplikasikannya dalam penelitian sejenis maupun dalam memanfaakan koleksi RtF untuk melengkapi penelitiannya. (asp/ed: And – Dok: arial)