Jakarta – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Kepala Organisasi Riset dan Kepala Pusat Riset di lingkungan BRIN. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, melantik sebanyak 25 Kepala Organisasi Riset dan Kepala Pusat Riset di lingkungan BRIN, Selasa (19/07) di Gedung BJ Habibie Jakarta. Sementara telah dilantik, pejabat di lingkungan Oganisasi Riset Imu sosial dan Humaniora (OR IPSH) dilakukan pelantikan untuk Kepala Pusat Riset Kewilayahan, Kepala Pusat Riset Politik, dan Kepala Pusat Riset Pendidikan.

Kepala Pusat Riset Pendidikan melakukan pertemuan koordinasi dengan seluruh sivitas Pusat Riset Pendidikan secara luring dan daring. “Dalam situasi apapun semua orang harus siap menghadapi tugas dan tanggung jawab yang diterimanya. Pertemuan ini adalah silaturahmi untuk melanjutkan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan ke depannya,” ungkap Trina Fizzanty saat memberikan pengarahan di pertemuan koordinasi pada Kamis (22/7).

Trina menambahkan, bahwa Ia mengemban amanah ini untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Pendidikan sebelumnya. Dan amanah ini bukan untuk satu orang melainkan untuk semua sivitas PR Pendidikan. Untuk itu perlu secara bersama-sama untuk memajukan PR Pendidikan minimal membangun pusat riset ini sama/ setingkat dengan PR lainnya. Harapannya, pihaknya berharap PR ini berkibar di BRIN.

Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Pendidikan, Oos mengutarakan saat diminta sebagai Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset Pendidikan dengan situasi cukup berat. Di mana sama-sama menjadi pendatang baru di BRIN. Saat di kementerian, cara kerja sangat berbeda dengan BRIN. Ketika sekarang yang memimpin adalah Bu Trina ini sangat pas, ia merupakan peneliti senior di LIPI waktu itu. “Kita bisa mengadop cara kerja peneliti di LIPI. Dan Kepala PR Pendidikan bisa mengubah mindset yang sebelumnya bekerja dengan cara kerja di kementerian, kemudian diubah dengan cara kerja di BRIN yang cukup berbeda. Dan sivitas PR Pendidikan sudah mulai paham dengan hal ini.

Oos berpendapat, di kementerian menggunakan pola kerjanya berbeda. Persepsinya, di BRIN peneliti nafasnya adalah menulis. “Untuk itu kami melakukan pemetaan dengan mengumpulkan karya dari sivitas PR Pendidikan berupa jurnal, buku dan lain-lain,” ujarnya

Walaupun karyanya belum bereputasi global, dari hasil pemetaan ada sekitar 27 KTI dari Januari sampai awal Juli. Ini prestasi di mana penulisan yang terpublikasikan menjadi luar biasa bagi peneliti. Hal ini sudah mulai terdorong untuk produktif. “Untuk langkah awal ini sudah luar biasa, sebagai adaptasi dari yang berproses, dan mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik lagi.” pungkasnya. (Suhe/ed:And)