Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Pendidikan, Organisasi Riset  Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN menyelenggarakan webinar dengan tema “Arah Pendidikan Menyongsong Indonesia Emas 2045”. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Selasa (18/10) dengan menghadirkan narasumber Amich Alhumami, Ph.D., Direktur Agama, Pendidikan, Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas),  Dr. Safari Peneliti Utama Pusat Riset Pendidikan BRIN, dengan moderator Dr. Vera Ginting Perekayasa Pusat Riset Pendidikan BRIN.

Dalam sambutannya Dr. Trina Fizzanty selaku Kepala Pusat Riset Pendidikan menyampaikan ucapan terima kasih kepada para narasumber, panitia serta para peserta diskusi yang telah meluangkan waktu untuk berbincang bersama. Pada kegiatan, ini tema yang dibahas yaitu Perencanaan Nasional Pendidikan Menyongsong Indonesia Emas 2045 yang langsung disampaikan oleh ahlinya. Trina berharap para peserta dapat menyimak dan memanfaat kesempatan yang baik bisa berdiskusi dengan narasumber. Pembahasan sharing session tersebut sejalan dengan agenda Pusat Riset Pendidikan ke depan dalam merumuskan pendidikan yang mana merupakan investasi di masa mendatang. Kegiatan tersebut sebagai upaya Pusat Riset Pendidikan untuk menjawab tantangan pendidikan yang komplek dan memerlukan dukungan dan berkolaborasi berbagai pihak.

Amich Alhumami selaku Direktur Agama, Pendidikan, Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas menyampaikan tentang “Merancang Pendidikan Masa Depan Membangun SDM Berkualitas Menyongsong Indonesia Emas 2045”. Amich menyampaikan bahwa satu abad atau seratus tahun Indonesia merdeka, dalam merumuskan konsep strategi pendidikan tentu harus mengikuti perkembangan nasional maupun internasional. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia sebagai bekal masa depan, untuk itu pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan juga memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Sistem pendidikan selama dua tahun terakhir berubah drastis karena terjadi Coronavirus Disease (Covid-19), masyarakat dunia mengalami perubahan-perubahan sosial begitu pula dengan sektor  pendidikan. Untuk penyusunan pendidikan dan mengakomodasi masyarakat dalam perubahan ditetapkan empat fundamental pendidikan yaitu sosial politik, sosial budaya, membangun kemajemukan, dan kepastian pendidikan oleh pemangku kebijakan.

Dalam rangka visi pendidikan 2045 Amich menyampaikan yaitu taraf pendidikan tinggi, pembentukan critical mass, cerdas kreatif inovatif mandiri, kecakapan literasi yang tinggi, penguasaan iptek, produktivitas tinggi, promosi dan penguatan demokrasi, berkarakter kuat dan berkepribadian, penguatan kohesi sosial dan wawasan multikulturalisme, berakhlak mulia bermartabat dan berintegritas, penguatan identitas dan jati diri serta kewarganegaraan global. Amich juga menyampaikan bahwa pembangunan pendidikan merupakan isu strategis hal tersebut dikarenakan dua hal yaitu layanan pendidikan yang belum merata dan kualitas pendidikan yang masih rendah.

Dunia saat ini telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut penguasaan teknologi sebagai  kekuatan penggerak proses transformasi kehidupan dan kemajuan di suatu negara. Pendidikan di era  teknologi digital menuntut terpenuhinya tiga hal: (i) guru kompeten dan kreatif, (ii) pembelajaran  inovatif & tuntas, dan (iii) kurikulum memuat materi belajar yang adaptif dan kontekstual agar dapat  merespons perkembangan zaman sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Paparan selanjutnya disampaikan oleh Dr. Safari yang membahas terkait penilaian dan kurikulum di abad 21, di mana sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting di era globalisasi saat ini. Sumber daya manusia yang bermutu hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa Indonesia.

Program for International Student Assessment (PISA) merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari beberapa negara di seluruh dunia. Penilaian dilakukan setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika, dan sains. PISA mengukur apa yang diketahui siswa dan apa yang dapat dia lakukan (aplikasi) dengan pengetahuannya. Pendidikan nasional yang bermutu salah satunya dapat dilihat dari keluarannya (output) yang bermutu, yakni dilihat dari lulusan bermutu yang diakui di tingkat nasional, regional, dan internasional. (SUR/ed: SGD)