Ditulis oleh : Suwartiningsih, Rabu, 14 Maret 2012


Pada kegiatan Forum Kajian Pembangunan (FKP) sesi 2 di P2E-LIPI, paparan disajikan oleh Peter Mc Cawley dengan topik kebijakan infrastruktur di Indonesia. Secara umum, kajian tersebut menggambarkan bagaimana Indonesia menghadapi tantangan utama dalam sektor infrastruktur. Master Plan Indonesia, MP3EI, mengajukan investasi hampir Rp. 4.000 Triliyun selama 15 tahun dalam periode 2011-2025, atau sekitar Rp. 260 Triliyun per tahun. Jumlah dana itu terlihat sangat besar tetapi apakah cukup? Dan darimana uang tersebut akan datang?


Kerangka konseptual dalam kajian ini menggunakan sudut pandang permintaan dan penawaran infrastruktur. Lebih jauh, penekanan analisis terletak pada sisi penawaran dimana hal itu terbentuk dari beberapa elemen antara lain: pembiayaan, teknis, tata kelola, kondisi lingkungan, serta perawatan dan sustainibilitas. Namun pada akhirnya, interaksi antara permintaan dan penawaran infrastruktur tersebut tergantung dari kondisi politik, regulasi, dan peraturan yang ada.



 

Sejauh ini menurut Peter Mc Cawley, Jawaban terhadap pertanyaan utama itu butuh untuk dipikirkan dalam keseluruhan paket permasalahan yang mendukung kebijakan infrastruktur karena pembiayaan tidak akan tersedia jika seluruh iklim bagi investasi infrastruktur tidak pasti. Di sisi penawaran, kompleksitas komponen utama dimana pengambil kebijakan harus memikirkannya, antara lain: seleksi dan persiapan proyek; pembiayaan; penetapan harga; tata kelola; kebijakan dan regulasi; serta perubahan iklim (climate change). Akhirnya mendesak untuk segera dilakukan, yaitu koordinasi lintas seluruh komponen, terutama jika sasarannya adalah untuk menarik sejumlah investasi sektor swasta dalam mendukung program infrastruktur nasional.