Metrotvnews.com, Jakarta: Menurut Pengamat Militer LIPI Jaleswari Pramodhawardani hasil Tim Investigasi TNI terhadap kasus penyerangan di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, merupakan tamparan atau teguran keras bagi TNI dan Pemerintah.

TNI dinilai telah lalai menjaga moral prajurit dan semangat Korsa dalam koridor positif di tengah masyarakat Indonesia. Adapun Pemerintah tidak mampu memberikan kepastian hukum terhadap tindakan melanggar hukum. Akhirnya cara-cara main hakim sendiri menjadi pilihan rasional bagi prajurit yang ingin mendapatkan keadilan.

“Oknum Kopassus menembak preman yang telah membunuh temannya merupakan bukti bahwa Pemerintah tidak mampu menangani kekerasan yang ada di masyarakat dan TNI yang tidak mampu mengimplementasikan semangat korsa dan mengawasi pasukannya,” ungkapnya saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (5/4).

Ia menambahkan masyarakat menilai bahwa tidak ada cara yang benar atau salah yang adalah tujuan tercapai, hukum pun menjadi terabaikan. Seperti diketahui, Hasil investigasi TNI atas tindakan penyerangan itu dilakukan oleh Oknum Kopassus atas dasar Semangat Korsa.

Pemerintah dan TNI diminta melakukan evaluasi pembenahan dalam mengembalikan semangat korsa sesuai perkembangan globalisasi dan penegakan hukum oleh aparat keamanan.

“Prajurit hidup di ruang nyata yaitu situasi korupsi marak, kesenjangan sosial, ketidaktegasan kepemimpinan, diskriminasi TNI dan Polri, tidak ada kepastian hukum, dan semuanya terakumulasi dalam pemikiran yang membuat moral prajurit turun. Akhirnya ketika ada masalah yang menimpa pasukan, tindakan seperti itu dilakukan,” ujarnya.

Sumber : Metrotvnews.com – Sabtu, 6 April 2013