Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia tak bisa dipisahkan dari perjalanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga penelitian tertua dan terbesar di Indonesia. Di usianya yang kini menginjak 46 tahun, kiprah LIPI sesungguhnya telah dimulai sejak ilmuwan Belanda Jacobus Bontius yang meneliti kekayaan flora Indonesia dan ahli botani Jerman Georg Eberhard Rumphius yang menulisHerbarium Amboinese pada abad ke-16. Momentumnya adalah tahun 1817, saat C.G.L. Reinwardt mendirikan Kebun Raya Indonesia (S’land Plantentuin) di Bogor yang kini menjadi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI.
Di usianya yang mendekati setengah abad, LIPI berdiri tegak menyejajarkan diri sebagai lembaga riset multidisiplin yang diperhitungkan di tingkat regional Asia-Pasifik. Melakukan tradisi riset yang tidak hanya untuk memuaskan keingintahuan (curiosity) peneliti, tapi juga menyentuh masyarakat di sudut-sudut negeri ini.
Kiprah LIPI sebagai lembaga penelitian berkelas dunia dibuktikan dengan duduknya LIPI di peringkat ke-107 lembaga riset dunia versi Webometric. Peringkat LIPI adalah yang tertinggi untuk kawasan Asia Tenggara. “Webometric hanyalah salah satu dari banyak indikator keberhasilan lembaga riset publik. Jumlah publikasi ilmiah dan paten yang dihasilkan adalah juga indikator tingkat produktivitas penelitian. Oleh karena itu, saya pribadi, mendorong agar setiap kegiatan riset harus memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, nyata dirasakan oleh publik dan besar dampaknya bagi kesejahteraan bangsa Indonesia,” pesan Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim.
Dengan karakter multidisplin, LIPI telah menghasilkan berbagai produk riset yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat. Pada tahun ini, tiga hasil riset peneliti LIPI mampu masuk dalam 18 Karya Inovasi Unggulan Anak Bangsa Tahun 2013 yakni Sedan dan Bus Listrik ‘Hevina’, Instalasi Pengolahan Air Gambut (IPAG), dan Radar ISRA. Tiga hasil riset tadi merupakan salah satu upaya LIPI memecahkan persoalan bangsa terkait isu perubahan iklim dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di bidang teknologi informasi, LIPI meluncurkan sistem perangkat lunak (software) BandrOs (Bandung Raya Operating System) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan privasi kelompok stakeholders. Produk riset LIPI juga menyentuh kebutuhan masyarakat ‘grass root’ melalui program IPTEKDA (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Daerah) yang dilaksanakan sejak tahun 1998, antara lain menyediaan air bersih melalui inovasi Instalasi Pengolah Air Gambut, teknologi inseminasi buatan untuk meningkatkan produktivitas ternak, pengolahan makanan dan peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) yang berkelanjutan.
Sebagai upaya penyebaran hasil riset serta pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) kepada masyarakat, LIPI kembali menggelar LIPI Expo untuk kali ketiga setelah ajang serupa pada tahun 2009 dan 2011. Bertajuk Bakti LIPI untuk Negeri, LIPI Expo 2013 akan berlangsung pada tanggal 26 sampai 30 September 2013, bertempat di Sports Centre Pantai Panjang, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Kali ini, LIPI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk penyelenggaraan acara tersebut.
Pemilihan penyelenggaraan LIPI Expo 2013 di Bengkulu didasari upaya memasyarakatkan hasil riset dan sumber daya kepakaran LIPI agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Pulau Sumatera dan sekitarnya. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2013, dengan menempatkan Sumatera sebagai gerbang ekonomi nasional ke pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan, Asia Timur, serta Australia.
Selain LIPI Expo 2013 , LIPI juga berpartisipasi pada kegiatan Riau Expo 2013 di Pekanbaru tanggal 16 – 21 September 2013, bekerja sama dengan Balitbang Provinsi Riau. Pada saat yang bersamaan, LIPI juga turut andil dalam Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional 2013 yang diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat.
Di LIPI Expo 2013, hasil riset LIPI akan terbagi dalam delapan kluster yang mencakup Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan, Energi dan Transportasi, Pangan, Obat-Obatan dan Kesehatan, Teknologi Tepat Guna dan Inovasi, Sosial dan Kemanusiaan, dan Iptek untuk Daerah.
Selain pameran hasil riset LIPI, LIPI Expo 2013 juga menghadirkan pameran pembangunan Provinsi Bengkulu, seminar,talkshow, science show, diskusi interaktif, temu bisnis, pemutaran film Iptek dan forum pelatihan untuk guru dan siswa yang diikuti oleh Lembaga Pemerintah Non kementerian dibawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi RI, Pemerintah Kota dan Kabupaten se-Sumatera, Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi se-Sumatera.
Dalam seminar dan workshop yang akan diselenggarakan di Bengkulu sebagai rangkaian acara LIPI Expo, salah satu pembicara kunci adalah Prof. Dr. Hery Harjono. Pakar geologi LIPI ini akan memaparkan hasil riset tim LIPI terkait karakteristik gunung bawah laut di lepas pantai Bengkulu menggunakan metoda seismik. Tak hanya itu saja, ada jugatalkshow PEMILU 2014 dan Konsolidasi Demokrasi Indonesia dengan narasumber Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti dan Prof. Dr. Syamsuddin Haris. Diharapkan rangkaian acara LIPI EXPO 2013 semakin mendekatkan LIPI dan hasil-hasil risetnya ke seluruh masyarakat Indonesia, terutama riset dasar yang berkontribusi bagi fondasi kemandirian bangsa.
» Sumber : Media Indonesia (Advetorial) Hal. 6 – Rabu, 25 September 2013
» Kontak : Lukman Hakim |