1427340544

1427340544Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah memperkuat wawasan para penelitinya terkait risiko perubahan iklim. Salah satu upaya yakni mengadakan lokakarya yang menggandeng sejumlah ahli lingkungan dari dalam dan luar negeri.

“Sebagian besar peristiwa bencana alam di Wilayah Asia disebabkan oleh perubahan iklim global yang hingga kini sudah menimbulkan dampak serius terhadap seluruh aspek kehidupan,” ujar Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, perubahan iklim dalam beberapa waktu terakhir mengakibatkan berbagai bencana alam yang berkepenjangan, meliputi banjir, kekeringan, badai tropis, kenaikan muka air laut, peningkatan abrasi, dan ketidakpastian musim yang mengganggu perkembangan sektor-sektor utama sumber kehidupan masyarakat di Indonesia maupun Asia Tenggara.

Oleh karena itu, ia menilai para peneliti yang berkontribusi dalam memberikan pertimbangan terkait pengambilan sebuah kebijakan negara, perlu mendapat peningkatan pengetahuan terkait pencegahan, penanganan, dan pemberdayaan masyarakat terhadap bencana. Tujuannya membantu pemerintah agar kelak ikut menyertakan aspek perlindungan lingkungan.

Sekretaris Utama LIPI Siti Nuramaliati Prijono mengatakan dalam acara ini, ahli-ahli yang berpartisipasi bisa bertukar ilmu di bidang bahaya, risiko bencana, serta adaptasi perubahan iklim. Lewat interaksi itu para peneliti LIPI maupun pakar internasional dapat membangun jaringan yang baik untuk menghadirkan inovasi baru yang bermanfaat bagi dunia.

Pertemuan ini menghadirkan 45 ilmuwan maupun praktisi nasional dan internasional, melibatkan International Center for Interdiciplnary and Advance Research (ICIAR) bersama dengan Institute for Hydraulic Franzius, Waterways, and Coastal Engineering University Of Hanover, serta United Nations University Institute for Environmental and Human Security.

Siti Nuramaliati Prijono juga menuturkan penelitian lebih lanjut mengenai pengurangan dampak bencana akibat perubahan iklim perlu dilaksanakan lebih intens untuk menyelesaikan perbedaan pemahaman dalam menjalankan adaptasi perubahan iklim dapat segera diselesaikan.

“Penelitian mengenai perubahan iklim yang dilakukan lebih sering berpotensi menjadi solusi untuk meminimalisir kerentanan dan risiko bencana, bukan hanya saat ini, namun juga untuk masa yang akan datang,” katanya.

Reportase : Antara
Editor : Ajeng Ritzki

» Sumber : Harnas.co, 23 Maret 2015» Kontak : Iskandar Zulkarnain