(Siem Reap – Humas LIPI). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Jum’at-Sabtu (15-16/5) kemarin berpartisipasi dalam The 15th Science Council of Asia (SCA) and International Symposium yang digelar di Siem Reap, Kamboja.

Mengambil tema “Science and Technology for Culture”, LIPI menekankan pentingnya keselarasan perkembangan iptek dengan dengan kearifan lokal. “Perkembangan iptek cenderung membuat masyarakat menjadi individual dan materialistis,” tutur Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Dr. Endang Turmudi, M.A.

Menurutnya, perlu upaya untuk mempertahankan nilai-nilai sosial yang semakin terkikis. “Salah satu solusi masalah sosial dalam lingkup kehidupan masyarakat yang berbudaya homogen adalah adanya harmonisasi dalam perkembangan iptek dengan kearifan lokal,” jelas Endang.

Sebagai informasi, SCA merupakan kegiatan pertemuan ilmiah internasional yang rutin dihelat setiap tahun sejak 2001 di Bangkok, Thailand. Negara-negara yang berpartisipasi adalah Jepang, China, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Kamboja, Myanmar, Mongolia Nepal, Sri Lanka, serta Taiwan yang terakhir bergabung pada tahun 2014.

Tahun ini LIPI sebagai perwakilan dari Indonesia memaparkan tiga hasil penelitiannya, yaitu “The South Nias People in Frame of Disaster Preparedness (Study on Audio Visual Documentary “The Prepared Ones)”, “The Potential of Palm Oil Mill Effluent for Upgrade Biogas Production”, dan “Reading of Invention Opportunity in Green Advance Material and Its Application to Industrial Sector”. (dee/ed: fza)

» Sumber : Humas LIPI