Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan LIPI melalui risetnya menemukan bahwa gerakan radikal masuk melalui organisasi mahasiswa di Kampus. Faham radikalisme ini marak di kampus yang notabene tidak bernafaskan Islam.
Nuke mengatakan salah satu cara dari organisasi radikal merekrut kadernya adalah melalui diskusi-diskusi dan pendekatan dengan organisasi mahasiswa di kampus. Organisasi radikal ini dekat kaitannya bahkan ada yang berafiliasi dengan ISIS.
“Organisasi kemahasiswaan jadi sasaran mereka. Sebagaian besar dari perguruan tinggi yang non keagamaan,” ujar Nuke di LIPI, Kamis (18/2).
Nuke mengatakan ada delapan organisasi radikal yang ada di Indonesia yang erat kaitannya dengan ISIS. Meski erat dengan ISIS, namun tak jarang dari mereka belajar soal kekerasan dan perancangan bom melalui media massa dan media sosial.
Nuke mengatakan hal inilah yang musti diwaspadai. Sebab mereka bergerak dan menyebarkan fahamnya melalui media sosial. Mereka sendiri melakukan penyusupan melalui akun akun media sosial dengan muatan muatan faham radikal.