Tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Peringatan sumpah pemuda mengingatkan kembali rasa kebersamaan sebagai anak bangsa. Pemuda sebagai harapan bangsa harus memiliki dedikasi dan semangat untuk membangun negeri. Membangun negeri salah satunya lewat peningkatan kapasitas kompetensi dalam menghadapi persaingan di dunia global. Karena zaman yang dihadapi sekarang bukan saja masalah penjajahan, namun persaingan dalam percaturan dunia khususnya dalam meraih kesempatan di bidang ekonomi. Penguatan kapasitas sumber daya manusia berarti juga menguatkan rasa kebangsaan khususnya bagi pemuda. Mengapa pemuda? Karena pemuda merupakan salah satu pilar penyumbang angkatan kerja.
Kemudian bagaimana dengan kualitas pendidikan dan training Indonesia dalam persaingan global? Menurut global competetivines dari World Economic Forum tahun 2016-2017 khususnya di Pilar 5 pendidikan dan training, Peringkat Indonesia sangat jauh tertinggal dengan Thailand. Indonesia berada di peringkat 81 sedangkan Thailand 62 dari 138 Negara. Dengan adanya potret persaingan tersebut maka masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Melihat permasalahan demikian maka peningkatan kapasitas buruh sangat diperlukan. Bagaimanapun juga kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) akan meningkatkan kapasitas daya saing dalam hubungan industrial antara buruh dengan pengusaha. Peningkatan kapasitas juga diimbangi dalam kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja. Selain itu juga kemmapuan beradaptasi dengan perubahan pasar kerja juga akan memberikan nilai lebih bagi pemuda. Diharapkan dengan adanya peningkatan kapasitas khususnya bagi angkatan kerja yang memasuki pasar kerja memiliki daya tawar terhadap dunia industri. Daya tawar industri berkaitan dengan upah yang akan diterima.
Disisi lain peningkatan daya saing ini akan memberikan dampak yang positif bagi hubungan industrial. Hal ini karena dunia industri memiliki banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya tanpa harus mencari ke luar negeri. Oleh karena itu pemuda sebagai garda terdepan dalam menyongsong persaingan global sangat dinantikan peranannya. Karena pemuda merupakan salah satu penyumbang bonus demografi. Jika pemuda ini mampu menyiapkan diri dengan berbagai persaingan yang ada maka harapan pemuda sebagai lokomotif perubahan bangsa akan tercapai. Namun jika harapan tersebut tidak dapat tercapai maka menjadi bencana nasional berupa membanjirnya angka pengangguran. Jika hal ini terjadi maka pemuda akan menjadi beban ekonomi nasional.
Penulis adalah peneliti Ketenagakerjaan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI