Jakarta, Humas LIPI. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI Tahun 2018 menjadi bagian penting dalam perumusan kebijakan nasional terkait pangan dan gizi. Kegiatan empat tahunan ini merupakan forum multi stakeholder yang mempunyai peran strategis untuk mengubah arah pelaksanaan kebijakan terkait stunting.
 
“WNPG XI diharapkan menjadi forum untuk merumuskan strategi kebijakan dalam pengurangan prevalensi stunting lima tahun ke depan. Utamanya bagi masukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,” ungkap Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti saat berbicara dalam TalkshowHari Gizi Nasional Ke-58, Kamis (25/1), di Kementerian Kesehatan, Jakarta.
 
Nuke menjelaskan, setidaknya ada enam rumusan strategis yang diharapkan menjadi luaran dari WNPG XI, yaitu pertama adalah penyempurnaan standar kebutuhan gizi dan acuan label gizi. Kedua, penyusunan strategi pelayanan gizi yang lebih efektif. Ketiga, penyusunan strategi peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Keempat, penyusunan strategi peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan. Kelima, penyusunan strategi peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. “Dan keenam adalah penyusunan strategi koordinasi antar pemangku kepentingan dari tingkat pusat hingga lokal,” paparnya.
 
Untuk diketahui, penyelenggaraan WNPG sendiri merupakan hasil kerja sama antara LIPI dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
 
WNPG XI berfokus pada isu strategis saat ini dan masa depan yang harus diselesaikan, yaitu percepatan penurunan angka stunting. Fokus ini menjadi tema WNPG XI yang akan digelar pada 3-4 Juli 2018, yakni “Percepatan penurunan stuntingmelalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan”.


 
Sementara itu masih terkait dengan stunting, Meily Kurniawidjaja, Guru Besar Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menuturkan bahwa stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan gagal tumbuh dan gagal kognitif. Kemudian, stunting juga menyebabkan ganguan metabolisme. “Ini perlu solusi signifikan agar kualitas generasi mendatang bisa lebih baik dan terhindar dari stunting,” katanya.
 
Meily pun berharap penyelenggaraan WNPG XI mampu berkontribusi penting dalam penyelesaian persoalan stunting di Indonesia. “Sebab, WNPG merupakan forum lintas sektoral dengan peran strategis dalam berbagai program dan kebijakan pangan dan gizi untuk percepatan penurunan angka stunting di Indonesia,” tutupnya. (pwd/ed: dig)
 

Sumber : Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI

Sivitas Terkait : Dr. Tri Nuke Pudjiastuti M.A.