Cahyo Pamungkas/RMOL
Begitu dikatakan peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (PSDR) LIPI, Cahyo Pamungkas di ruang seminar P2KK LIPI, Gedung Widya Graha, Jakarta Selatan, Kamis (17/5).
Hal itu disampaikannya menyoroti pelaku terduga teroris di bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, yang melibatkan satu keluarga beserta anak-anaknya.
Contoh lain, sebut dia, anak pelaku Bom Bali, Imam Samudra juga mengikuti jejak ayahnya dengan pergi Suriah. Dikabarkan anak itu meninggal di sana.
Sambung Cahyo, untuk menangani gejala radikalisme demikian tak cukup hanya pendekatan keamanan, melainkan dengan membina para keluarga teroris agar memiliki pemahaman kebangsaan yang baik.
“Pendekatan positif bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan khusus pada anak-anak pelaku teroris dan memberdayakan perempuan yang ditinggalkan,” pungkasnya. [wid]