Ket. Gambar: Peserta Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) XVI LIPI bidang ilmu pengetahuan sosial melakukan persiapan penelitian lapangan dengan menyusun instrumen penelitian di salah satu kelas di SMA Modal Bangsa Aceh, Selasa (11/7). Sebanyak 450 murid dan 150 guru Sekolah Menengah Atas atau sederajat dari 28 provinsi mengikuti PIRN XVI dari 9-16 Juli 2017 di Aceh. (ANTARA News/Virna P Setyorini)
‘Posisi ilmuwan sosial dan humaniora memiliki peran strategis dalam memberikan pencerahan dan mendorong kesadaran masyarakat,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI Tri Nuke Pudjiastuti di Jakarta, Selasa.
Selain menelaah wacana yang berkembang dalam ranah teoretis, ilmuwan sosial dan humaniora juga dituntut untuk mampu membantu menyelesaikan beragam persoalan bangsa, lanjut Tri Nuke.
Ilmu ini memegang peranan signifikan dalam mengembangkan nilai-nilai kehidupan masyarakat dan menunjang karakter kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keberadaannya, menurut dia, memiliki sumbangsih penting dalam menerjemahkan pemikiran-pemikiran teoretis dan ide-ide pembangunan yang ideal ke dalam langkah-langkah operasional yang konkret, sehingga program pembangunan dapat diimplementasikan secara nyata sesuai dengan kebudayaan, kondisi dan aspirasi masyarakat.
Karenanya, pembaharuan isu-isu terkait ilmu pengetahuan sosial dan humaniora perlu dikembangkan serta didiskusikan secara konsisten. Kerja-kerja akademik yang dilakukan oleh ilmuwan sosial dan humaniora merupakan bagian penting dalam menjaga kebangsaan untuk membangun Indonesia, ujar dia.
Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Katubi mengatakan pihaknya berupaya merespon isu yang terkait sosial dan humaniora melalui penelitian yang sudah dilakukan oleh Kedeputian IPSK LIPI.
“Kedeputian IPSK berupaya dengan memberikan wadah kepada akasemisi dan pemerhati sosial budaya, salah satunya melalui kegiatan konferensi internasional ICSSH (International Conference on Social Sciences and Humanities),? katanya.
Pembahasan mendalam tentang peran ilmu sosial untuk pembangunan manusia dilakukan sebagai upaya mendorong para ilmuwan untuk berpartisipasi aktif mengkaji dan mendiskusikan perkembangan terkini ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, serta mendesiminasikannya ke publik yang lebih luas.
Isu-isu terkait masyarakat pinggiran; dinamika kependudukan terkait globalisasi; strategi menuju pembangunan inklusif dan berdaya saing; transformasi sosial dan budaya; tantangan demokrasi pada dunia yang mengglobal; globalisasi dan konektivitas; serta demokrasi, identitas, dan agama pada Asia Tenggara di era kontemporer menjadi pembahasan dalam ICSSH LIPI 2018, kata Katubi.
Konferensi yang mengangkat tema The Role of Social Sciences and Humanities in Strengthening Resilience within Global Nexus diikuti 500 partisipan dari dalam dan luar negeri. Sejumlah pembicara yang hadir Prof. James Fox, Ph.D. (Australian National University), Prof. Gregory Acciacioli, Ph.D. (The University of Western Australia), Prof. Tsay Ching-Lung (Tamkang University, Taiwan), dan Prof. Takeshi Kawanaka, Ph.d (Institute of Developing Economies, Japan).
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2018