foto 1

foto 1

Jakarta. Perubahan lingkungan global dan nasional yang begitu cepat dewasa ini turut serta mempengaruhi kehidupan perkotaan di berbagai belahan dunia, termasuk di wilayah perkotaan di Indonesia. Perhatian masyarakat terhadap kota semakin besar. Kota menjadi gantungan nasib bagi sebagian besar penduduk di berbagai belahan dunia. Akibatnya, kota menjadi kawasan yang tumbuh membesar dengan jumlah penduduk yang dari hari ke hari semakin padat. Dampak petumbuhan penduduk yang sangat cepat di perkotaan menjadikan kawasan tersebut berkembang menjadi kawasan yang unik yang sangat berbeda dengan kawasan lainnya. Kota tumbuh menjadi kawasan dengan sejuta harapan, tetapi juga berkembang menjadi kawasan dengan sejuta permasalahan.

Keunikan kota telah menarik perhatian peneliti maupun akademisi untuk mengkajinya, beragam pengetahuan lahir berdasarkan pengamatan mendalam terhadap realitas perkotaan, seperti sosiologi perkotaan, antropologi perkotaan, arsitektur perkotaan, tata kelola kota, politik perkotaan, sejarah kota dan sebagainya. Keberagaman pengetahuan yang lahir dari kota inilah yang menjadi dasar dibentuknya pusat kajian perkotaan di LIPI tepatnya di Kedeputian Ilmu Sosial dan Kemanusian (IPSK) yang kemudian menjadi wadah untuk bertukar pikiran antar peneliti yang tertarik dengan isu perkotaan. Memecahkan dan menyelesaikan permasalah perkotaan tidak dapat dilihat dari satu bidang keilmuan namun memerlukan kajian dari beragam bidang keilmuan.

Keberadaan pusat kajian perkotaan atau yang lebih dikenal dengan nama Urban Studies LIPI, berawal dari kelompok baca (Reading Group) di bawah asuhan Prof. (Riset) Dr. Henny Warsilah dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (P2KK) LIPI bersama beberapa peneliti muda yang tertarik dengan riset perkotaan, fokus kegitan yaitu berdiskusi, kajian literatur, menulis paper, lecture dan lain-lain yang menyangkut riset perkotaan. Namun seiring berjalannya waktu, banyak peneliti muda di lingkungan Kedeputian IPSK ikut bergabung dengan beragam latar belakang keilmuan, sehingga yang awalnya hanya kelompok baca (Reading Group) berkembang menjadi pusat kajian perkotaan dengan kurang lebih 30 peneliti lintas satuan kerja yang bergabung di dalamnya.

Penanggung jawab sekaligus pelopor terbentuknya Urban Studies LIPI, Prof. (Riset) Dr. Henny Warsilah mengatakan, keberadaan Urban Studies bukan merupakan sempalan dari kelompok penelitian yang resmi di lingkungan Satker IPSK LIPI, namun merupakan sebagai wadah berpikir (think tank) antar peneliti yang tertarik isu perkotaan. “keberadaan Urban Studies ini sebagai wadah bertukar pikiran dan pandangan, hasil penelitian, diskusi, sharing peluang beasiswa atau seminar, lecture, yang semuanya bersifat saling belajar dan tidak ada yang saling menjatuhkan karena perbedaan bidang keilmuan, namun dengan perbedaan keilmuan dan pandangan dalam melihat suatu masalah, malah akan memperluas pandangan karena ada masukan dari peneliti lain,” ujarnya dalam sambutan rapat rencana kerja tahun 2019 Urban Studies LIPI yang digelar ruang rapat Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (P2KK) LIPI di Jakarta, Rabu (16/1).

Urban Studies ini bersifat inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang tertarik dengan isu perkotaan, lanjut Henny, selain itu yang lebih menarik bahwa keuangan Urban Studies ini berasal dari sumbangan sukarela antar anggota, karena menurutnya yang terpenting adalah membangun suasana akademis dengan pertemuan rutin yang digelar 2 minggu sekali tersebut.

Dukungan terhadap pembentukan pusat studi perkotaan (Urban Studies) di LIPI langsung disampaikan oleh Deputi IPSK LIPI, Prof. (Riset) Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, MA menurutnya, keberadan pusat studi perkotaan seperti ini sangat positif sebagai wadah membangun komunitas yang memiliki ketertarikan minat yang sama terhadap satu isu khusus. Karena kedepannya Kedeputian IPSK akan men-setting riset strategis yang bersifat lintas satker (satuan kerja) dengan berbagai bidang keilmuan dengan tujuan menghasilkan riset yang lebih besar dengan sinergisitas. Lebih lanjut, ia mengatakan “keberadaan Urban Studies ini dapat menjadi wadah yang baik bagi tumbuhnya kohesi sosial antar peneliti dan pembinaan peneliti muda yang berkelanjutan untuk menghadapi tantangan dunia riset kedepannya yang semakin kompleks,” ujarnya saat memberikan sambutan pada acara yang sama.

Dukungan serupa juga diberikan oleh Prof (Riset) Dr. Firman Noor, MA (Hons) yang merupakan Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, ia sanga mengapresiasi kepada Prof. Henny, karena tipe professor  seperi ini jarang ditemukan yang peduli dan mendorong peneliti muda  unuk saling berkerja sama lintas keilmuan. Sinergi antar bidang keilmuan yang dimiliki peneliti sangat penting dalam memahami sebuah fenomena. Keberadaan Urban Studies diharapkan dapat memperluas kerja sama dengan pihak universitas yang lebih unggul di konsep, tetapi kita unggul di penelitian. Maka kita bisa saling mengisi, ungkapnya.

Sebagai Informasi dalam kegiatan rapat rencana kerja tahun 2019 Urban Studies LIPI ini turut hadir Dr. Sri Sunarti Purwaningsih, MA (Kepala  Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI), dan Dr. Herry Yogaswara (Plt. Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI). (Hidayatullah Rabbani)

foto 2