Jakarta, Humas LIPI. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Penerbit Buku Kompas (PBK) menggelar Bedah Buku ‘Sisi Gelap Perang Asia: Problem Repatriasi dan Pampasan Perang Jepang Berdasarkan Arsip yang Belum Pernah Terungkap.’ Buku ini sangat menarik ditinjau dari berbagai aspek, yaitu membedah sisi gelap perang asia dan problem repatriasi. “Inilah ciri khas buku ini, yaitu menyingkap hal-hal yang hingga sekarang belum diekspose oleh para sejarawan. Fakta sejarah hubungan Indonesia – Jepang pasca-kapitulasi Jepang, ketika dimulainya hubungan diplomatik kedua Negara rentang tahun 1945-1957,” ungkap Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Firman Noor pada Jum’at lalu (20/9) di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Firman menyatakan apresiasi pada terbitan buku ini, “Isi buku ini punya penafsiran yang khas mengenai korban perang pada rentang waktu satu periode selama 12 tahun, dengan dihasilkannya kajian secara akademis berdasarkan studi arsip yang sumbernya di dapat dari Arsip Nasional, Perpustakaan Nasional dan wawancara para saksi sejarah,” jelasnya.
Direktur Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Triyana Wulandari, di sela sela sambutannya menyampaikan buku ini mengisi historiografi kekosongan dimana belum banyak ditulis tentang peristiwa setelah 1945 sampai 1957. “ Buku ini menyoroti orang-orang kecil, juga ada sisi mahasiswa Indonesia yang pada masa dan setelah pendudukan Jepang, ada suatu peristiwa yang perlu dijawab. Demikian garis besar isi dari buku ini,” terangnya.
Peneliti Sejarah Politik LIPI, Asvi Marwan Adam, menguatkan materi yang ditulis Aiko Kuswara, bahwa buku ini bukan hanya buku yang ditulis dari peristiwa orang-orang kecil saja tetapi juga kalangan elit politik. “Buku ini terbagi dari dua bagian. Pertama, buku ini menyoroti orang-orang terlantar karena perang dan nasibnya dipermainkan oleh situasi politik pada saat itu. Ke dua, buku ini menyoroti hal-hal yang sifatnya lebih merupakan keputusan pada tingkat atas yaitu mengenai pampasan perang dan hubungan diplomatik antara ke dua negara,“ ujarnya.
Aiko Kurasawa, Indonesianis asal Jepang yang merupakan penulis buku ini mengatakan, “Kajian ini dilakukan dari hasil penelitian panjang,” ungkapnya. Buku ini merupakan sebagian diantaranya disarikan dari disertasinya yang kedua, dari Universitas Tokyo, tahun 2011.
Sebagai informasi, selain Peneliti Senior LIPI Asvi Marwan Adam sebagai pembicara dalam diskusi buku ini, hadir sejarawan Rushdy Hoesein, dan pengajar Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin – Makasar , Meta Sekar Puji Astuti. (mtr/ed:drs)