Logo LIPI 01

Logo LIPI 01Kepala Pusat Penelitian  Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho memprediksi ekonomi Indonesia di tahun 2020 masih melambat. “Salah satu  faktor yang menghambat ekonomi Indonesia ke depan adalah terjadi perang dagang Amerika dan Tiongok dan belum ada tanda-tanda pemecahannya,” jelasnya di Jakarta pada Selasa (17/12) lalu.

Agus menyebutkan, tren perlambatan sudah dirasakan sejak tahun 2010 dan terus berjalan hingga di triwulan terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019 . “ Ketidakpastian dan perubahan lanskap ekonomi global memerlukan kehadiran policy di era transformasi menuju digital. Sejauh ini,  kinerja pemerintah masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi,” terang Agus.

Tendensi Pelemahan Ekonomi 2020
Pusat Penelitian Ekonomi LIPI telah merumuskan enam poin penting tendensi pelemahan ekonomi 2020, yaitu: ketidakpastian dan perubahan lansekap ekonomi, dampak pembangunan infrastruktur hanya bersifat langsung, penurunan kualitas konsumsi telah terjadi bersamaan dengan rendahnya kualitas investasi, stagnasi kontributor utama pertumbuhan sektoral seperti manufaktur dan perdagangan, kinerja pemerintah, serta depresiasi nilai tukar yang belum tampak menolong daya saing produk di tingkat global.

Profesor Riset Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Carunia Mulya Firdausy mengungkapkan, sisi aggregate demand seperti distribusi konsumsi, investasi,ekspor dan impor menjadi faktor yang juga mendukung mengapa pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan. “Bila dilihat dari pendekatan aggregate demand, kontribusi terbesar di kuartal ketiga  2019 masih berasal pada kontribusi konsumsi masyarakat sebesar  53,66 persen, diikuti konsumsi pemerintah 7, persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto  32,56 persen, ekspor   21,20 persen , dan  impor  18,40 persen” ujar Carunia.

Dirinya menjelaskan, momentum pertumbuhan ekonomi ini cenderung tetap mengalami perlambatan akibat tekanan perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok dan melambatnya pertumbuhan  dari negara mitra dagang dan investasi Indonesia. “Namun, untuk percepatan pertumbuhan diperlukan transformasi ekonomi. Salah satunya dapat di lihat  dari sisi konsumsi yang  mengalami fluktuasi peningkatan cukup signifikan,” terang Carunia. 

Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Maxensius Tri Sambodo, menerangkan kondisi global akan menghantui dinamika ekonomi domestik di 2020. “Faktor internal yang jauh lebih  dominan di dalam menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak setinggi yang diharapkan,” ujarnya.

Profesor Riset Pusat Penelitian Ekonomi LIPI Syarif Hidayat mengatakan,untuk memastikan konsep maupun implementasi program akselerasi transformasi ekonomi, maka diperlukan adanya tata kelola yang baik dan tepat dan orientasi reformasi kebijakan pemerintah harus lebih menekankan pada penguatan state capacity dengan tetap tidak meninggalkan ikhtiar reformasi kelembagaan. “Dua program ini di usulkan agar tata kelola dan akselerasi transformasi ekonomi tercapai,” ujar Syarif. (mtr/ed: fz)

Sumber : Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI

Sivitas Terkait : Dr. Agus Eko Nugroho S.E.M.Appl.Econ.