Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengukuhkan tiga Profesor Riset baru dan memberikan satu gelar Profesor Riset Kehormatan. Ketiga ilmuwan yang dikukuhkan ini dari berbagai bidang keilmuan yang berbeda. Ketiganya adalah Dr. Ir. Florentinus Firdiyono dari bidang metalurgi ekstraksi, Dr. Lili Romli, M.Si. dari bidang politik dan pemerintahan Indonesia, serta Dr. Ir. Rachmini Saparita, MT dari bidang informasi dan komunikasi pertanian. Sedangkan, satu gelar Profesor Riset Kehormatan diberikan kepada seorang ilmuwan yang mumpuni di bidangnya, namun telah meninggal dunia. Dia adalah almarhum Dr. Akmadi Abbas, M.Eng.Sc dari bidang teknologi pascapanen. Para ilmuwan ini dikukuhkan sebagai Profesor Riset dalam kegiatan “Orasi Pengukuhan Profesor Riset LIPI” pada 20 Desember 2017.
 
Jakarta, 16 Agustus 2017. Keempat peneliti LIPI yang dikukuhkan sebagai Profesor Riset kali ini masing-masing memiliki disiplin ilmu yang mumpuni, termasuk pula seorang almarhum peneliti yang mendapat gelar Profesor Riset Kehormatan. Salah satunya adalah Florentinus Firdiyono, peneliti Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI. Pada acara pengukuhan Profesor Riset ini, Florentinus menyampaikan orasi ilmiah dengan topik “Metalurgi Ekstraktif Ilmenit dan Nikel Laterit untuk Meningkatkan Nilai Tambah Mineral”.
 
Dalam orasinya, Florentinus mengupas hasil penelitian tentang ekstraktif titanium dioksida dari bijih ilmenit dan ekstraksi nikel dari laterit kadar rendah. “Hasil penelitian tersebut mendorong upaya pengolahan dan pemanfaatan sumber daya mineral secara maksimal. Sebab metalurgi ekstraktif memiliki peran penting dalam memodifikasi proses ekstraksi sehingga dapat diperoleh produk dengan kualitas tinggi yang sesuai dengan permintaan pasar,” jelasnya.
 
Sementara itu, Lili Romli, peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI menyampaikan orasi ilmiah dengan topik “Problematik Institusionalisasi Partai Politik di Indonesia Era Reformasi”. Di orasinya, Lili menyoroti penguatan institusionalisasi partai menjadi agenda yang tidak dapat dielakkan atau ditunda-tunda lagi. “Ini penting bukan hanya dalam konteks internal partai itu sendiri di satu pihak, tetapi juga agar demokrasi kokoh dan berfungsi, di lain pihak,” katanya.
 
Sedangkan untuk orasi ilmiah dari Rachmini Saparita, orasi yang dibawakan berjudul “Membangun Sistem Inovasi Pertanian Daerah untuk Meningkatkan Pemanfaatan Teknologi pada Masyarakat Tani”. Rachmini yang merupakan peneliti Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI melihat pembangunan sistem inovasi pertanian di daerah memerlukan keterlibatan dan komitmen kuat dari berbagai pihak. Strategi implementasi sistem inovasi pertanian daerah diharapkan dapat memberikan pemecahan dan arahan yang jelas bagi pelaksanaan sistem inovasi pertaniah daerah di masa mendatang.
 
Khusus untuk orasi ilmiah dari almarhum Akmadi Abbas, peneliti Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, naskah orasi tersebut berjudul “Inovasi Teknologi Pascapanen Padi untuk Peningkatan Daya Saing dan Pendapatan Petani”. Dalam naskah orasi itu, dipaparkan tentang pengembangan inovasi pascapanen pangan (padi) adalah arah dan strategi yang tepat untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan inklusif.

 
Keterangan Lebih Lanjut:

  • Florentinus Firdiyono (Peneliti Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI)
  • Lili Romli (Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI)
  • Rachmini Saparita (Peneliti Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI)
  • Dwie Irmawaty Gultom (Kepala Bagian Humas, Biro Kerja sama, Hukum, dan Humas LIPI)

Sumber: BOSDM
Penulis: pwd
Editor: dig

Siaran pers ini disiapkan oleh Humas LIPI

 
Sumber : Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI diolah dari BOSDM LIPI