Jakarta – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Yayasan Bhakti Tanoto berkolaborasi melakukan riset tentang Teladan Kolaboratif Riset (Transformasi Edukasi untuk melahirkan pemimpin masa depan). Kerja sama ini direalisasikan dengan seremoni penandatanganan naskah Berita Acara Penyampaian Komitmen Kerja Sama Kolaboratif kedua pihak pada Kamis (1/09), di Gedung Widya Graha BRIN, Gatot Subroto, Jakarta. Naskah ditandatangani oleh Sekretaris Yayasan Bhakti Tanoto, Lukman H. Moeslich dan Kepala Pusat Riset Pendidikan (PRP) BRIN, Trina Fizzanty.

Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora (OR IPSH), Ahmad Najib Burhani, merasa bersyukur bisa bekerja sama dengan Yayasan Bhakti Tanoto. Ia berharap, agar pada implementasinya nanti, ruang lingkup kerja sama bisa berkembang lebih luas. Menurut Najib, pendidikan menjadi penentu masa depan bangsa. “Saya berharap, kita dapat mendesain melakukan berbagai inovasi berkaitan dengan pendidikan agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa pada khususnya, umat manusia pada umumnya,” ujarnya.

Najib mengutarakan, kerja sama tersebut merupakan satu bingkai untuk upaya kemajuan kebangsaan, dalam membawa talenta-talenta BRIN yang lebih bagus pada saat ini ke arah ranah nasional.

Bagi Najib, inovasi-inovasi pendidikan yang diperlukan masyarakat seperti halnya tentang pendidikan bahasa, inovasi pendidikan, dan metode pembelajaran. Ia mempermisalkan pembelajaran bahasa arab di Amerika yang cukup membutuhkan waktu 4 tahun sedangkan di Indonesia perlu waktu 6-10 tahun. Itupun terkadang belum sampai pada taraf lancar. “Ini disebabkan oleh inovasi pendidikan dan metode pembelajaran yang bisa mempercepat orang untuk menguasai keilmuan atau inovasi tertentu,” ungkapnya beralasan. Ia juga memberikan contoh dalam belajar mengaji. “sewaktu kecil, kita selama bertahun-tahun baru bisa mengaji. Namun sekarang dengan metode iqro atau qiroati maka dapat mengaji dalam hitungan bulan,” imbuhnya.

Najib berpendapat, PRP sudah paham akan inovasi dalam konteks pendidikan yang perlu diejawantahkan untuk membantu proses pit up. Harapannya, kolaborasi ini dapat mengkreasikan inovasi-inovasi terkait pendidikan. Inovasi tidak hanya terkait dengan teknologi tetapi ada sistem tertentu yang perlu dibuat dalam masyarakat. Terutama hal tersebut tujuannya mempercepat proses pendidikan. Ini suatu hal yang akan dikembangkan di berbagai inovasi pendidikan. Di PRP sendiri, terdapat fungsional perekayasa yang dapat merekayasa inovasi dalam konteks pendidikan di tingkat nasional.

Pada kesempatan yang sama, Lukman mengutarakan bahwa ada tiga hal yang menjadi fokus kerja Yayasan Bhakti Tanoto. Hal itu adalah upaya bekerja berdasarkan data, upaya dampak yang baik, serta percaya dengan kemitraan. Lukman berkata, bagi Yayasan Bhakti Tanoto kerja sama ini terhitung untuk pertama kalinya. Sehingga ia berharap, kerja sama ini bisa menjadi pintu bagi pendidikan yang dapat bermanfaat untuk Indonesia.

Lukman juga menyampaikan, pendidikan adalah salah satu kunci atau pendorong dari Tanoto Foundation. Pendidikan yang berkualitas ini bisa mempercepat dari kesetaraan peluang. Kerja sama ini diharapkan bisa bersinergi untuk menghilangkan atau mengurangi gap antara daerah tertinggal dengan daerah yang lebih maju. Maka ini akan berdampak pada kesetaraan peluang bagi masyarakat Indonesia.

Maka Lukman menegaskan, momentum ini sebagai Langkah awal bagi Tanoto Foundation memulai sebuah transformasi edukasi dengan program Teladan Kolaboratif Riset. Ia juga mengungkapkan, Tanoto Foundation sudah lama ingin bekerja sama dengan top tear para peneliti yang ada di Indonesia. Tujuannya supaya secara bersama bisa menghasilkan karya-karya yang berkualitas, bermanfaat, dan tidak hanya berhenti di jurnal saja, perpustakaan, atau berhenti di laman online. Akan tetapi, Langkah ini menjadi sebuah pendorong bagi kebijakan baru.

Untuk menindaklanjuti jalinan kerja sama, usai pelaksanaan seremoni penandatanganan, berlangsung talkshow pemaparan tentang rencana program kerja yang akan dikolaborasikan kedua belah pihak. Trina selaku Kepala PRP memaparkan rumah program yang secara resmi dirilis pada hari tersebut. Ia juga menjelaskan tentang rencana kegiatan berbagi ilmu dan wawasan yang terdiri dari empat platform. Keempatnya yaitu kegiatan webinar berseri, sesi berbagi ilmu, kemasan program “corner”, serta penerbitan buletin. (suhe/ ed: And)