Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Kependudukan (PRK) BRIN dan Pusat Riset Kewilayahan (PRW) BRIN mengadakan diseminasi hasil riset, kajian kualitatif long form sensus penduduk 2020 regional Sulawesi dan regional Maluku, pada Rabu (19/10). Ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan BRIN bertemakan “Pembangunan Ekonomi Hijau dan Kondisi Sosial Demografi Penduduk Indonesia”.
Anta Maulana, Peneliti BRIN yang mewakili tim Provinsi Maluku Utara mengatakan, “praktik ekonomi hijau dapat menjadi solusi yang tepat untuk menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan sekaligus dapat meningkatkan nilai perekonomian di nelayan. Salah satu praktik ekonomi hijau yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah terkait dengan ecolabelling perikanan”.
Dalam regional Maluku, hasil penelitian ekonomi hijau di Provinsi Maluku mendalami mengenai pengelolaan sampah dan juga pengembangan industri rumahan di wilayah kepulauan. Tujuan penelitian ini adalah mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29%.
Ia menyebutkan, bagaimana berbagai kebijakan serta program ekonomi hijau yang dipraktekkan oleh pemerintah dan berbagai kepentingan selama ini masih kurang memperlihatkan atau memperhatikan aspek sosial demografi dalam konteks ini maka kolaborasi riset yang dilakukan oleh BPS dan BRIN pada tahun 2022 ini mengenai pembangunan ekonomi hijau dan kondisi sosial demografi menjadi penting untuk dilakukan riset kualitatif dengan melakukan pendalaman mengenai praktik-praktik ekonomi hijau yang ada di 34 provinsi di Indonesia, serta faktor-faktor yang berperan dan terlibat langsung dalam konteks ekonomi hijau dengan karakteristik demografi nya masing-masing dapat menjadi Insight baru dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi hijau yang dapat bermanfaat tentunya sebagai basis penyusunan kebijakan di Indonesia.
“Dan juga pastinya menjadi sebuah referensi yang sangat kaya karena baru pertama kali ini tentunya riset tentang ekonomi hijau dilakukan secara menyeluruh di 34 provinsi di Indonesia untuk itu tentunya ini menjadi sebuah hasil capaian yang luar biasa dan pastinya nanti kita berharap hasil capaian ini bisa dipakai sebagai pertimbangan oleh pemerintah terkait dengan ekonomi hijau dan juga tentunya menjadi referensi hasil penelitian bagi semua pihak yang tertarik untuk mengkaji tentang ekonomi hijau,” pungkasnya.
Pada Tahun 2022, hasil survey menunjukkan bahwa dari 1,85 juta penduduk Maluku, 423,09 ribu jiwa berada di Kabupaten Maluku Tengah dan 347,2 per 9000 berada di zona dari Maluku terdapat 68,06% penduduk Maluku berada pada rentang umur 15 hingga 4 tahun selanjutnya persentase penduduk laki-laki sebesar 50,65% dan persentase pertumbuhan sebesar 49,3% keseluruhan data hasil sensus penduduk sangat penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, tim peneliti terdiri dari statistik BPS bekerjasama dengan peneliti BRIN untuk menggali praktik serta inisiatif ekonomi hijau di tengah masyarakat menggunakan teknik kualitatif pada kegiatan riset di Maluku ini tim peneliti melakukan analisis praktik ekonomi hijau yang berfokus pada pengelolaan sampah dan pengelolaan pemerintah kelapa yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat di Kota Ambon dan kabupaten saat ini proses pemisahan sudah masuk pada tahap kegiatan diseminasi.
Disebutkannya kita mulai harus berpikir pada aspek keberlanjutan lingkungan yang itulah yang disebut dengan Green economy, adalah sebuah kebijakan yang mencoba mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi sekaligus keberlanjutan lingkungan. Pembangunan ekonomi yang mengejar pertumbuhan itu pasti akan mengorbankan satu hal yaitu lingkungan karena kita mengejar pertumbuhan dan kita mengakomodasi pertumbuhan jumlah penduduk, mengakomodasi fasilitas-fasilitas jumlah penduduk yang terus meningkat dan kemudian ekonomi ini atau pembangunan ekonomi dianggap sebagai transformasi pembangunan ekonomi yang salah satu diantaranya yang berbeda dengan apa yang kita miliki di masa lalu yang disebut dengan Green economy adalah sekarang ada kaitannya dengan pengurangan emisi jadi kita melakukan pembangunan mengejar pertumbuhan meningkatkan pertumbuhan kemakmuran tetapi dengan sedikit memberikan emisi kepada lingkungan sehingga bencana dapat berkurang dan alokasi anggaran yang harus kita gunakan untuk meningkatkan sejarah akan dapat diakumulasikan tidak untuk bencana tapi untuk kesejahteraan.
Mario Surya Ramadhan, Peneliti BRIN yang mewakili tim Provinsi Maluku menjelaskan bahwa Teluk Ambon dan Perairan Kepulauan Banda merupakan dua wilayah yang memiliki persoalan sampah laut yang memprihatinkan namun memunculkan insiatif masyarakat berinovasi mengelola sampah dan menciptakan diversifikasi produk olahan kelapa. “Inovasi oleh masyarakat ini merupakan praktik ekonomi hijau yang khas wilayah kepulauan,” jelasnya
Disampaikannya, Provinsi Maluku sebagai daerah kepulauan yang mayoritas wilayahnya adalah perairan, namun lautan menjadi lokasi penemuan sampah dalam jumlah besar. Selain itu, sebagian besar wilayah Maluku merupakan wilayah pesisir sehingga kelapa menjadi salah satu komoditas utama bagi masyarakat Maluku selain pala dan cengkeh. Bahwa hal yang penting jadi konsep ekonomi hijau yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kesetaraan sosial, karena kita di mempertimbangkan setiap orang atau setiap individu kemudian ada unsur gender kemudian kelompok penduduk dan komposisi penduduk dan keberlanjutan lingkungan yang digerakkan oleh spritualitas keyakinan yang berbeda-beda di masing-masing provinsi di Indonesia yang sangat beragam.
Faktor ekonomi sangat dipengaruhi oleh sosial demografi tadi ada migrasi mobilitas dan perubahan komposisi penduduk yang bekerja secara sinergis, dengan teknologi itulah yang membuat berbagai pengetahuan lokal yang kemudian yang dapat disimpulkan dari seluruh Indonesia terkait dengan ekonomi hijau adalah ekonomi sangat terkait dengan dinamika sosial kami sampaikan kemudian yang harus kita terima dia sadari adalah adanya praktik ekonomi hijau. Faktor penghambat ini yang tidak boleh kita abaikan banyak kegiatan yang masih bersifat tidak terorganisasi, namun ada satu aspek yang tidak menjadi penekanan bukan tidak dipertimbangkan sudah dipertimbangkan tetapi tidak menjadi penekanan yaitu aspek demografi dan dari kami menyatakan bahwa aspek spiritualitas itu ada dalam komponen sehingga kami mencoba menawarkan sebuah konsep baru yang disingkat menjadi itu ada aspek demografi gimana kita fokus kepada Jumlah komposisi dan distribusi penduduk yang akan membantu terwujudnya tujuan dari praktek ekonomi hijau tersebut. (ANS/ed: RBA)