Jakarta – Humas BRIN. Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengatakan bahwa inovasi itu bukan hal yang mudah. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah paradigma atau cara berpikir. Demikian dikatakannya saat menjadi keynote speech dalam acara webinar Urban Lecture Series ke-21, Kamis (8/12). Webinar yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Kewilayahan (PRK) BRIN ini mengangkat tema “Good Governance, Innovation and Inclusive Development: Learning from Nusa Tenggara Barat”.
Lebih lanjut dikatakannya, inovasi itu bukan proses sederhana, namun butuh waktu, biaya, bahkan butuh political will dari pemimpin. “Saya kebetulan ada passionnya di bidang inovasi ini, bisa dikatakan kita melakukan apa yang kita senangi,” kata Zulkieflimansyah yang sebelumnya pernah menjadi anggota DPR-RI ini.
Ia memaparkan salah satu contoh yang dilakukannya adalah dengan mengirimkan ribuan anak NTB ke luar negeri. Menurutnya, alangkah hebatnya kalau anak-anak NTB ini berubah cara berpikirnya, sebelum membicarakan masalah inovasi. Dengan mereka pergi ke luar negeri bukan berarti quality of education di dalam negeri tidak berkualitas, tetapi memang ada peziarahan mengenal diri lebih dalam. “Karena cinta dan bangga sebagai orang Indonesia itu biasanya dirasakan saat kita berada di luar negeri,” ungkap Bang Zul sapaan Gubernur NTB.
Menurutnya lagi, keliru kalau orang Papua, orang Maluku Utara, orang Maluku, diberikan beasiswa ke Surabaya, Malang, Jogja, Bandung, Bogor, atau Jakarta. Hal yang akan muncul adalah rasa kedaerahan yang demikian tinggi, sehingga dapat menimbulkan kebencian terhadap pemerintah pusat. Ini yang sangat disayangkan. Mereka dikasih beasiswa bukan bertambah nasionalismenya, tetapi justru menjadi anti pemerintah pusat, bahkan kemudian membikin kegiatan yang kontra produktif. “Tetapi kalau kita kirim ke luar negeri, biasanya kedaerahannya menyusut, dan akhirnya memang cinta kepada Indonesianya yang betul-betul mengemuka,” jelasnya.
Jadi inovasi itu memang harus diubah adalah cara berpikirnya dulu, baru kemudian kampanye adanya buatan lokal, berindustrialisasi, dan lain sebagainya. Inovasi di setiap sektor itu memang berbeda modelnya. Sumber pembelajarannya dan outputnya juga berbeda-beda. “Tidak sama inovasi di rumah sakit dengan di perbankan. Tidak sama proses inovasi di sekolah dengan di pemerintahan. Tidak sama proses inovasi di industri manufaktur dengan industri IT, dan lain sebagainya,” imbuh Bang Zul.
Satu hal yang menarik menurutnya, bahwa NTB bukan hanya sekedar asal beda, tetapi betul-betul ada teknologi hijau convergence di suatu area. Mudah-mudahan dengan adanya international event, masyarakat NTB dipaksa untuk melakukan inovasi yang impact-nya luar biasa secara sosial dan ekonomi. Tahun ini, Pemerintah Provinsi NTB kembali terpilih sebagai nominator Innovative Government Award (IGA) Tahun 2022. “Mudah-mudahan tahun ini kita juga menang, sehingga kembali menyemangati masyarakat NTB untuk terus melakukan perbaikan untuk meng-upgrade kemampuannya,” imbuhnya lagi.
Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan dan Humaniora (IPSH) BRIN Prof. Ahmad Najib Burhani, mengungkapkan bahwa inovasi di sektor publik biasa merujuk pada pelayanan atau peningkatan yang signifikan di dalam pelayanan publik dan juga administrasi publik. Inovasi dalam penyelenggaraan pemerintah tentunya harus bermuara pada terciptanya pemerintahan yang inklusif yang menyertakan semua unsur masyarakat terutama mereka yang secara tradisional sulit mendapatkan akses.
Kalau dalam pedoman umum penilaian dan pemberian penghargaan Innovative Government Award Tahun 2022 disebutkan sebagai inovasi yang memberi manfaat bagi masyarakat dan daerah, sehingga memberikan nilai tambah. Dari konteks inilah kita belajar dari Gubernur NTB, karena pada tahun 2022 ini Provinsi NTB dan Kota Mataram masuk dalam nominator penerima Innovative Government Award (IGA) Tahun 2022 dari Kementerian Dalam Negeri.
Sebelumnya, Provinsi NTB pernah mendapat penghargaan sebagai Pemerintah Daerah Terinovatif Klaster Provinsi pada Penghargaan IGA Tahun 2021 lalu. IGA Award merupakan penghargaan terhadap terobosan inovasi Pemerintah Daerah yang akan memberikan iklim kompetitif bagi masyarakat. “Inilah yang menjadi daya tarik dalam webinar kali ini kita mengundang Gubernur NTB Zulkieflimansyah,” ungkap Najib dalam pengantar webinar.Hal yang lain dan sangat penting terkait dengan NTB dalam kaitan dengan inovasi adalah good government. Secara singkat bisa disebutkan sebagai pemerintahan yang dekat dengan masyarakat, transparan, efisien, dan sebagainya. “Pemerintahan yang sadar bahwa tujuannya adalah mempromosikan dan berupaya memajukan sumber daya manusia dan menciptakan kemajuan sosial sebagai sarana untuk mencapai masyarakat yang adil dan sejahtera,” ujar Najib. (arial/ed: SGD)