KBRN, Jakarta : Peneliti di Pusat Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ahmad Najib Burhani meminta Presiden Joko Widodo dapat menjabarkan program “Revolusi Mental” nya dengan jelas. Sebab hingga saat ini jargon revolusi mental itu hanya ada tiga kata yakni, “kerja, kerja, kerja”. Najib mengatakan jika hanya melakukan kerja, kerja, kerja belum tentu dapat membangun bangsa.

“Jika hanya kerja, kerja, kerja ya gak bisa untuk pacuan kemajuan bangsa. Ini harus jelas kearah mana “kerja” itu dilakukan dan dilaksanakan. Bisa gak untuk kemajuan suatu bangsa,” kata Najib dalam perbincangan bersama Radio Republik Indonesia di Jakarta, Senin (16/3/2015).

Najib juga mengingatkan budaya kerja memang bagus, namun lebih bagus lagi ada program nyata yang dicanangkan.

“Kerja itu memang penting. Namun kerja yang didasari oleh prinsip dan arah mau dikemanakan hasil kerja kita itu yang lebih terpenting. Jangan sampai kucuran dana yang hingga ratusan milyar itu gak jelas arahnya mau kemana,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya pemerintah mengalokasikan anggaran tambahan sebesar Rp 149 miliar, untuk program revolusi mental. Anggaran ini akan digunakan untuk program ataupun sosialisasi yang tujuannya mengubah perilaku masyarakat menjadi positif. (LS/Yus/HF)

 

Sumber: RRI.co.id, 16 Maret 2015