Momok kemiskinan saat ini masih dihadapi masyarakat pesisir dan nelayan. Secara nasional, seperempat (25,14 %) penduduk miskin berasal dari masyarakat pesisir dan nelayan (BPS, 2016). Kompleksitas kemiskinan di pesisir memerlukan perhatian yang berbeda dan menyeluruh dari pemerintah. Kebijakan fragmented, teknokratik, sektoral, dan top-down terbukti gagal meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir yang disasar. Realitas ini menunjukkan kebutuhan akan perspektif holistik (menyeluruh dan terintegrasi dalam melihat gejala-gejala kemiskinan, serta usaha-usaha mengatasinya secara kolaborasi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berkewajiban untuk memberikan kontribusi secara ilmiah dalam menanggulangi masalah tersebut. Melalui penelitian Prioritas Nasional (PN) LIPI yang dimotori peneliti dari Kedeputian IPSK membangun dan mengujicobakan pendekatan yang holiostik dan kolaboratif untuk menjawab permasalahan di Desa Lubuk Kertang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Mengadopsi metode FishCollab (Ross dkk 2018)[1], telah dapat diidentifikasi potensi, tantangan, strategi dan kolaborasi pelaku intervensi.
Diketahuinya potensi dan tantangan yang akan dihadapi, disusunlah strategi intervensi dan pendekatan terhadap stakeholder yang memiliki program di Desa Lubuk Kertang untuk dapat melakukan kolaborasi. Adapun berbagai stakeholder yang telah mempunyai program di Desa Lubuk Kertang, diantaranya CSR Pertamina EP I Pangkalan Susu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Langkat, UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah I Stabat dan Bappeda Kabupaten Langkat serta Provinsi Sumatera Utara. Fokus penting dalam kegiatan ini yakni adanya partisipasi masyarakat, perangkat desa dan dukungan pemerintah daerah serta swasta. Sinergitas antara stakeholder menjadi kunci dalam mengakselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan.
Dalam mengatasi tantangan koordinasi dan friksi di level desa, tim mendorong Pemerintahan Desa Lubuk Kertang sebagai pemegang kuasa wilayah untuk menyusun Peraturan Desa yang mampu “memayungi” aktivitas pengelolaan mangrove di kawasan desa tersebut. Diharapkan akan dapat mendorong terjadinya sinergitas pemanfaatan dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Di sisi lain, tim LIPI juga fokus mendampingi budidaya tambak yang telah dilakukan masyarakat. Menggandeng Pusat Penelitian Limnologi-LIPI sebagai institusi yang memiliki sumber daya pengetahuan perairan, dilakukan praktik budidaya tambak di kawasan hutan mangrove secara lebih baik atau yang lebih dikenal dengan sistem silvofishery. Untuk itu dilakukan sharing pengetahuan terkait praktik budidaya serta cara mengelolanya yang tepat, disamping pemahaman terhadap pengetahuan mengenai kualitas air, suhu, dan kejernihan. Selama ini, praktik silvofishery yang dilakukan kelompok masih belum mengikuti kaidah-kaidah yang sesuai. Untuk itu, tahap awal dilakukan pendampingan budidaya silvofishery khususnya udang windu dan bandeng serta usaha penggemukan kepiting bakau dengan sistem Batre cell. Sejauh ini, pendampingan hasil budidaya yang dilakukan memiliki keuntungan sebesar Rp 1.600.000 untuk siklus selama 2 minggu. Adapun potensi yang bisa dihasilkan melalui budidaya ini dapat mencapai Rp 85.000.000 per tahun untuk luasan tambak sebesar 2 ha.
Rabu, 7 Agustus 2019, LIPI bekerja sama dengan Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Langkat mengadakan sosialisasi model dan koordinasi rencana kegiatan untuk kesejahteraan nelayan di Desa Lubuk Kertang, Langkat, Sumatera Utara. Kepala Bappeda Kabupaten Langkat, H. Sujarno, S.Sos memastikan untuk memasukkan program yang mengadaptasi model LIPI dalam RPJMD untuk daerah pesisir pada tahun 2020. Selain itu Kepala Bappeda membuka peluang agar model kesejahteraan yang dibangun LIPI dapat dimanfaatkan untuk diduplikasi di daerah pesisir lainnya di Kabupaten Langkat.
Tahun 2019, sinergi dengan Pemda Kab. Langkat telah berhasil dibangun melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Langkat. Kelompok masyarakat yang didampingi oleh LIPI yaitu Kelompok Tani Nelayan (KTN) Lestari Mangrove mendapatkan bantuan pembuatan kolam tambak baru tahun 2018 dan bantuan benur udang windu sebanyak 800.000 ekor serta beberapa kuintal pakan. Penyerahan bantuan benur udang dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Agustus 2019 di lokasi tambak udang semi-intensif KTN Lestari Mangrove. Selain itu di tingkat Provinsi, tim LIPI mengunjungi Bappeda Provinsi Sumatera Utara untuk sharing mengenai model kesejahteraan nelayan dan kegiatan yang dilakukan di Desa Lubuk Kertang, Langkat Sumatera Utara. Diterima oleh bagian perencanaan, Bappeda sangat tertarik dengan kegiatan yang dilakukan oleh LIPI karena sejalan dengan apa yang akan dilakukan oleh Pemprov Sumatera Utara di tahun mendatang di mana Kabupaten Langkat menjadi salah satu prioritas pembangunan sesuai sesuai arahan Gubernur Sumatera Utara. Hasil penelitian LIPI menjadi informasi awal yang sangat berguna bagi Bappeda Provinsi Sumatera Utara dalam memetakan kebutuhan program pembangunan yang sesuai gunapeningkatan kesejahteraan masyarakat peisisir nelayan khususnya di wilayah Sumatera Utara. (Mochammad Nadjib, Intan Adhi Perdana putri dan Atika Zahra Rahmayanti)
Gambar Usaha Penggemukan Udang Teknik Baterai cell Pendampingan Tim LIPI di Tambak Silvofishery KTN Lestari Mangrove
Gambar. Penyerahan benur udang windu kepada KTN Lestari Mangrove (diwakili oleh Bapak Rohman, Ketua KTN Lestari Mangrove) dan Kepala Desa Lubuk Kertang yang berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kebupaten Langkat didampingi oleh Tim peneliti IPSK LIPI.
Gambar pendampingan TIM LIPI dalam penebaran benur udang bantuan DKP Langkat , Kamis, 8 Agustus 2019
Gambar contoh hasil bandeng yang diterbar oleh TIM LIPI pada bulan November 2019
Gambar Sosialisasi Model dan Koordinasi Program Kesejahteraan Nelayan Bersama SKPD dan dipimpin oleh Kepala Bappeda Kabupaten Langkat
Gambar Diskusi dan sharing hasil penelitian dan intervensi kepada Bappeda Provinsi Sumatera Utara oleh Tim LIPI
Hasil penggemukan kepiting pada sistem baterai
Bibit kepiting untuk budidaya penggemukan
Area Silvofishery Kelompok Hutan Kemasyarakatan (Hkm) Lestari mangrove Lubuk kertang
Sumber foto: dokumen peneliti
ENDNOTE:
[1] Lihat Helen Ross; Dedi S Adhuri; Ali Yansyah Abdurrahim; Andi Penrang; Rismayani A & Ismainna A. 2018. FishCollab: a toolkit to support community and government collaboration in coastal management, Capturing Coral Reef and Related Ecosystem Services Project. The University of Queensland, www.ccres.net.