MOJOKERTO – Penetapan Trowulan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhir tahun lalu tak lantas membuat warga Trowulan berhenti berpolemik.

Bahkan warga Desa Watesumpak dan Desa Jatipasar terlibat konflik terkait rencana pembangunan pabrik baja milik PT Manunggal Sentra Baja (MSB) di kawasan tersebut. Kasus ini rupanya mencuri perhatian Lembagai Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI). Untuk pelestarian dan pengelolaan kawasan cagar budaya nasional, LIPI merekomendasikan dibentuknya Forum Komunikasi Bersama. Rekomendasi itu sekaligus untuk mengurai benang kusut konflik di Desa Watesumpak dan Jatipasar. Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Endang Turmudi mengatakan, secara tentatif perlu dibentuk Forum Komunikasi Bersama yang melibatkan semua stakeholder.

Dikatakan, stakeholder mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok masyarakat pelestari budaya, akademisi, pengusaha, dan sebagainya perlu duduk bersama. “Harus disatukan untuk merumuskan langkah ke depan,” kata Endang. Konflik kepentingan di Trowulan lanjut Endang, muncul lantaran adanya perbedaan perspektif dan visi antar stakeholder. Menurutnya, konflik seperti ini biasa terjadi. Namun, sebaliknya konflik ini bisa menjadi hal yang baik jika bisa dikelola. “Ini harus ada yang mengelola.

Jika ada forum komunikasi antarstakeholder, saya yakin aka nada jalan keluar,” tegasnya saat saat sosialisasi hasil penelitian LIPI di Museum Majapahit, Trowulan, kemarin. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Aris Soviyani menyambut baik penelitian yang dilakukan LIPI tiap tahun tersebut. Ia berharap, hasil penelitian LIPI ini bisa diteruskan ke Dirjen Kebudayaan Kemendikbud.

“Saya juga setuju kalau dibentuk Forum Komunikasi Bersama,” kata Aris. Kepala Museum Mpu Tantular Edi Iriyanto yang mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur mengatakan, perlu ada sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah. “Pemerintah sudah bergerak. Tapi, memang masih belum fokus,,” kata Edi. ● tritus julan

» Sumber : Koran SINDO, 30 April 2014