masjidd

masjiddMuhammadiyah dan Nahdlatul Ulama diharapkan menjadi kekuatan perubahan demi mewujudkan cita-cita Negara Pancasila, yakni keadilan dan kesejahteraan. Kedua organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu harus “menggarap” bidang kehidupan ataupun tempat yang luput dari perhatian pemerintah.

Harapan itu disampaikan Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq dan Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro, secara terpisah, di Jakarta, Minggu (12/7). Riza mengatakan. Muhammadiyah dan NU sudah berhasil membuktikan sebagai garda kelompok sipil Islam yang menyokong perjalanan bangsa Indonesia.

Dalam krisis multidimensi yang terjadi saat ini, sudah seharusnya Muhammadiyah dan NU ikut serta menyelamatkan bangsa. Kini, dibutuhkan pendekatan baru dari aktor-aktor non-negara agar Indonesia bisa keluar dari krisis multidimensi.

Baik NU maupun Muhammadiyah, ujar Riza, pertu mentransformasikan dakwah ke ranah kebangsaan dan kenegaraan. “Kedua ormas ini harus menjadi kekuatan perubahan di tengah kesenjangan ekonomi yang melebar dan kecenderungan bangkitnya sektarianisme atau parokialisme,” kata Riza.

NU dan Muhammadiyah sama-sama memiliki arti penting dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia Kedua ormas Islam tersebut selama ini turut mengenalkan serta menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kenegarawanan demi keutuhan dan kemajuan Indonesia.

Siti mengatakan, gerakan amar makruf nahi mungkar (mengajak melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran) perlu lebih konkret lagi Muhammadiyah dan NU seharusnya berjihad (berjuang) untuk merespon kondisi bangsa yang terus dililit krisis multidimensi.

Saling mengisi

Siti menegaskan, Muhammadiyah dan NU memiliki jaringan, sarana, prasarana, dan umat yang besar. Hal ini membuat keduanya diyakini mampu memberikan pencerahan melalui pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang sangat dibutuhkan masyarakat Lewat dua hal tersebut.rakyat bisa menemukan jalan keluar dari krisis multidimensi.

Muhammadiyah dan NU juga diharapkan bisa mengejawantahkan konsep Islam sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam) yang tepat untuk kebinekaan Indonesia.

“Oleh karena itu. Islam yang berkemajuan bisa saling mengisi dengan Islam Nusantara Keduanya pada dasarnya berkomitmen berkontribusi mewujudkan Indonesia sejahtera” ujar Siti.

Ekonomi rakyat kecil

NU juga diharapkan bisa memfasilitasi kebangkitan masyarakat madani dengan mendorong kader-kader terbaiknya membangun ekonomi masyarakat kecil. Hal ini merupakan tantangan terbesar NU di tengah semakin lebarnya kesenjangan ekonomi di antara masyarakat.

Ahmad Suaedy, peneliti senior The Wahid Institute, mengatakan, peranan NU belum terlalu tampak dalam sektor perekonomian rakyat kecil. Padahal, program pemberdayaan masyarakat pedesaan sudah terfasilitasi dengan dana desa yang berjumlah besar. Kader-kader terbaik NU, menurut dia, mesti membantu rakyat dengan memastikan anggaran negara tidak dikorupsi.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding berharap NU lebih fokus memberdayakan umat melalui pendidikan sebagai instrumen untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan. (MTA GAL)

» Sumber : Kompas, edisi 13 Juli 2015. Hal: 8» Kontak : R. Siti Zuhro