JAKARTA (HN) -Rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat menjaga kesehatan dan lingkungan masih menjadi persoalan yang bisa membuat target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal’s/ SDGs) Indonesia tidak tercapai.

“Kalau kita bicara soal kesehatan tentu persoalan utamanya tentang kesehatan ibu dan anak yang masih jadi masalah. Dan bagian dari target SDGs ini memang masih jadi bagian yang perlu kita perhatikan, bahkan ada kemungkinan kegagalan bagi Indonesia,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI Tri Nuke Pudjiastuti dalam 2nd Thee Kian Wie Lecture Series di Jakarta, Rabu (26/4).

Berdasarkan laporan Bank Dunia di 2017, disebutkan porsi anggaran untuk kesehatan dan gizi di Indonesia tidak banyak bergerak dari tingkat 1,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) antara tahun 2010-2014. Penambahan jumlah penduduk juga berpengaruh terhadap kondisi tersebut.

Menurut Tri, untuk sektor kesehatan, yang meliputi masyarakat mulai yang ada di rural area hingga perkotaan, persoalan yang dihadapi masih sama di mana tingkat kemiskinan masih tinggi meski sudah ada penurunan. Selain itu, tingkat pendidikan masih rendah, sehingga kesadaran tentang kesehatan dan lingkungan menjadi persoalan.

Tri menyebut dua persoalan yang membuat persoalan rendahnya tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat akan kesehatan dan lingkungan yang sehat masih terjadi. Pertama, soal komunikasi program kesehatan yang belum merata hingga ke level bawah, dan kedua, mekanisme pelaksanaan program kesehatan yang ada yang belum baik.

“Ketika mengevaluasi, bisa saja ada inefisiensi dalam pelaksanaan program,” ujar dia.

Salah satu contoh adalah pada penerapan Jaringan Kesehatan Nasional (JKN) yang, menurut dia, masalah ada pada persoalan tidak tepat sasaran.

“Dari hasil penelitian teman-teman di Pusat Penelitian Kependudukan menunjukkan beberapa kebijakan yang tidak terimplementasi secara baik atau pada level daerah tidak sejalan dengan level pusat. Sehingga ketidaktepatan sasaran itu terjadi, dan salah satu penyebabnya ada dalam persoalan pendataan itu sendiri,” ujar dia.

Sumber : harnas.co. 26 April 2017

Sivitas Terkait : Dr. Tri Nuke Pudjiastuti M.A.