Jakarta, Humas LIPI. Keragaman adalah aspek yang harus dikelola dengan tepat agar dapat menjadi kekuatan. Apalagi Indonesia memiliki keragaman sumber daya alam, sumber daya manusia, serta aspek sosial budaya dan lainnya. Apabila keragaman ini dipupuk dengan baik, maka akan menjadi sumber kekuatan bangsa Indonesia.

Untuk memupuk keragaman menjadi kekuatan, Indonesia harus terus-menerus menanamkannya pada generasi muda khususnya generasi milenial dan setelahnya. “Indonesia negara yang memiliki keragaman dan kekayaan alam yang melimpah. Keduanya harus dikelola secara tepat agar dapat menjadi kekuatan,” terang Sri Sunarti Purwaningsih, Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI pada Selasa (14/11) dalam Seminar “Dialektika Multikulturalisme dengan Kebangsaan” di LIPI Pusat Jakarta.

Menurutnya, kekayaan sumber daya alam dan manusia ditambah keragaman berbagai aspek kehidupan membuat Indonesia menjadi target negara lain untuk meraih sumber kekayaan alamnya dan menjadi target pasar produk mereka. Untuk mengantisipasi hal itu, salah satu upayanya dengan menggandeng generasi muda agar peduli pada hal tersebut.
 
Amalia Ayuningtyas, Aktivis Politik Muda mengungkapkan, generasi muda Indonesia atau yang disebut generasi milenial dan setelahnya adalah generasi yang sangat akrab dengan dunia digital dan internet. “Mereka memegang peranan penting pada transformasi Indonesia di 2020 sebagai pasar digital dan sebagai kekuatan ekonomi baru,” ungkapnya.
 
Dikatakannya, peranan generasi muda sangat besar dalam upaya membangun kekuatan Indonesia. Salah satunya dengan terus menjaga persatuan dan menghargai keragaman sebagai keunggulan bangsa. “Kita harus mampu mencetak anak muda yang bermental kreatif dan bertanggung jawab. Terlebih sangat diperlukan membangun kesadaran publik agar mereka melek informasi valid dan tidak terpecah belah,” ungkapnya.


 
Sementara itu Aulia Hadi, peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI mengimbukan, generasi muda Indonesia saat ini bisa menjadi penggerak untuk memajukan bangsa. “Keragaman budaya dan agama harus dikelola dengan baik agar tercipta integrasi nasional,” ujarnya.
 
Dia menjelaskan, tantangan integrasi nasional yang saat ini dihadapi, antara lain terkait faktor keberagaman suku bangsa, kebudayaan, hubungan antar umat beragama dan keadilan sosial. “Faktor politik dan ekonomi juga harus diperhatikan agar tidak terjadi masalah disintegrasi bangsa,” pungkasnya. (lyr/ed: pwd)

 

Sumber : Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI

Sivitas Terkait : Dr. Sri Sunarti Purwaningsih M.A.