metode digital

metode digital

1.  Latar Belakang

Pembatasan fisik dan sosial berskala besar akibat Covid 19 yang diprediksi terus terjadi hingga 2022, telah memaksa peneliti sosial dan kemanusiaan (sos-hum) untuk beradaptasi dengan situasi tersebut. Perubahan pendekatan interaksi tatap muka dalam pengumpulan data menjadi berbasis digital (non-tatap muka) tidak dapat dihindarkan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bersama. Pemanfaatan metode riset berbasis digital dapat menjadi kekuatan baru bagi penelitian sos-hum, khususnya dalam visualisasi hasil riset, skala penelitian dan intensifikasi waktu penelitian.

Namun demikian, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan pendekatan ini, seperti pemenuhan kaidah-kaidah ilmiah, validasi data, aspek keterwakilan, kesenjangan infrastruktur dan akses terhadap instrumen digital hingga kapasitas dari peneliti sos-hum. Selain itu muncul kekhawtiran dan kegamangan dari beberapa peneliti, apakah metode digital mampu menghadirkan kondisi selayaknya penelitian lapangan. Salah satu argumentasinya adalah keterbatasan pemahaman dan kapasitas dalam memanfaatkan metode digital tersebut. Oleh karena itu, Kedeputian bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) bermaksud untuk meningkatkan kapasitas SDM peneliti di lingkungan IPSK-LIPI melalui workshop metode digital berseri yang melibatkan peneliti di lima satuan kerja (Satker). Salah satu manfaat yang diharapkan dari workshop ini adalah peneliti telah mampu mengerucutkan/ menentukan metode digital apa yang akan digunakan dalam penelitian Prioritas Riset Nasional (PRN) sebelum melakukan pengumpulan data di bulan Agustus-September 2020.

2.  Durasi

Workshop pemanfaatan metode digital untuk penelitian sosial humaniora akan dilaksanakan secara berseri (mingguan) setiap hari Selasa dan Kamis selama tiga bulan (Agustus-Oktober) tahun 2020.

3.  Substansi Workshop

a.    Workshop terbagi menjadi 16 pertemuan yang secara substansi dapat dikelompokkan menjadi lima seperti: pengenalan konsep metode digital, pedoman metode digital (Tahapan analis data digital) dan aplikasinya sesuai dengan kaidah ilmiah; software digital kualitatif non-programming (; software digital kuantitatif programming; intepretasi digital data dalam Social Network Analysis SNA) dan; intepretasi kualitatif Big Data dalam publikasi ilmiah.

b.    Pengantar dan softskills metode digital diharapkan mampu memberikan gambaran bagaimana metode digital dapat memenuhi kelayakan kaidah ilmiah, bagaimana fungsi metode tersebut dan posisi (sebagai alat bantu) dalam kegiatan riset serta praktek penggunaan metode digital dalam penelitian-penelitian sosial kemanusiaan. Tahapan-tahapan apa yang sebaiknya dipersiapkan sebelum memutuskan menggunakan salah satu metode digital akan membantu sebagai pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian.

c.    Penggunaan software digital non-programming akan mencakup pengenalan alat, kelebihan dan keunggulan alat, basis data yang bersumber dari sosial media sebagai unstructured data, cleaning data, manipulating data, data mining dan visualisasi hasil olah data.

d.    Tahapan pembelajaran software digital programming akan dilakukan dalam tiga workshop yang terdiri dari konsep dasar alat metode digital tersebut, praktek crawling data, cleaning dan manipulating data, data mining serta visualisasi. Sumber data yang akan digunakan dalam praktek tersebut adalah data-data terstruktur

e.    Intepretasi data dan visualiasi data selanjutnya akan dikaitkan dengan realiasi dalam ranah publikasi ilmiah, bagaimana kaidah-kaidah ilmiah diimplementasikan dalam pelaporan dan publikasi ilmiah.

f.     Dalam akhir kegiatan masing-masing peserta akan diminta membuat esai 3000 kata mengenai implementasi metode digital dalam kegiatan PRN yang mencakup pemilihan metode digital dan pertimbangannya, tahapan yang dilakukan, visualisasi dan intepretasi data. Diseminiasi akan dilakukan dihadapan tim penilai yang terdiri dari Deputi bidang IPSK-LIPI, Kepala Pusat Penelitian dan Tim Panitia. 

g.    Kegiatan ini bisa dimasukkan sebagai angka kredit (KUM) bagi peneliti. Pemberiaan sertifikat harus memenuhi persyaratan minimal (90%) kehadiran dan pemenuhan tugas. Total pembelajaran akan dilakukan selama 126 jam pembelajaran.

h.    Tolok ukur keberhasilan workshop ini adalah masing-masing kegiatan PRN: menggunakan salah satu metode digital yang telah disampaikan dalam workshop yang akan di presentasikan dalam monitoring dan evaluasi (Monev) bulan Oktober 2020.

4.  Peserta dan Sistem Perekrutan

a.    Sifat kepesertaan

Workshop peningkatan kapasitas SDM ini bersifat tertutup, khusus untuk peneliti-peneliti di lingkungan Kedeputian Bidang IPSK LIPI.

b.    Mekanisme seleksi peserta workshop adalah minimal peneliti-peneliti pertama/ muda di IPSK-LIPI yang diharapkan mampu menjadi backbone pangkalan data dari masing-masing bidang penelitian. Dua orang peneliti mewakili dari setiap kegiatan PRN dalam lingkup Kedeputian IPSK. Target peserta yang diharapkan minimal mencapai 80 orang peneliti diluar panitia, narasumber dan undangan terkait.  Wajib melampirkan kesanggupan untuk mengikuti dari awal hingga akhir workshop

5.  Metode Workshop

Workshop akan dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh (non tatap-muka) menggunakan aplikasi zoom meeting akun IPSK-LIPI dengan kuota 100 orang. Konsep workshop adalah kombinasi antara penjelasan materi dan praktek (80%) dan tugas mandiri (20%), mengingat metode riset berbasis digital akan lebih banyak membutuhkan implementasi (penggunaan).

6.  Narasumber

a.    PDDI dan P2KMI

b.    Universitas Gadjah Mada

c.    STIS

d.    BPS

e.    Frankfurt University

f.     TNP2K

g.    Lembaga mitra lainnya

h.    Peneliti Kedeputian IPSK

 Untuk media pembelajaran melalui Online Zoom dan eLearning Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( https://elearning.lipi.go.id/ )