Jakarta, Humas LIPI. Pandemi COVID-19 yang melanda negeri menyebabkan dampak yang besar dan signifikan bagi kehidupan masyarakat, baik dalam sektor kesehatan, sosial, ekonomi hingga politik. Untuk itu, upaya menguatkan daya tahan bangsa menjadi kunci penting dalam menghadapi segala krisis yang timbul akibat pandemi ini. Daya tahan masyarakat yang kuat dinilai penting untuk menuju pemulihan kehidupan bangsa secara menyeluruh “Penguatan daya tahan bangsa itulah yang saat ini harus dilakukan. Membangun ekosistem masyarakat yang lebih berdaya tahan, SDM kesehatan di tingkat lokal, peran tokoh dan organisasi masyarakat dan yang tidak kalah penting peran keluarga”, ujar Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti dalam Webinar Peranan Analitika Data dalam Pembangunan Dashboard COVID-19, pada Senin (10/8).
Nuke menjelaskan, upaya penguatan daya tahan bangsa dibutuhkan internalisasi untuk beradaptasi. “Keterbukaan informasi perlu dilakukan secara terus menerus dan berjenjang dengan melibatkan masyarakat, akademisi, dunia usaha dan pemerintah.” jelas Nuke. Dirinya mengatakan, People-oriented dan people-centeredness itulah sebenarnya yang menjadi penguatan daya tahan bangsa.
Lebih lanjut, dikatakan Nuke, ada beberapa persoalan sosial mendasar yang menjadi tantangan penanganan COVID-19 di Indonesia, antara lain kepercayaan masyarakat, peran media dan pengaruh kepentingan, data dan perilaku masyarakat. “Kepastian dan ketegasan kebijakan tingkat nasional dan daerah sangat penting untuk meraih kepercayaan masyarakat”, imbuhnya. Nuke mencotohkan merebaknya hoaks di media akibat adanya kepentingan tertentu yang meresahkan masyarakat.
Faktor yang berpengaruh terhadap dampak COVID-19, Nuke menyebutkan ada tiga persoalan, yaitu : (1). sosial-budaya : terkait kepatuhan, kewaspadaan, dan mobilitas; (2). Politik : tingkat kepercayaan publik dan penegakan hukum; (3). ekonomi : ketenagakerjaan dan ekonomi inklusif.
“Pandemi COVID-19 menyebabkan goncangan di semua lini kehidupan masyarakat, sehingga dalam upaya penanganannya faktor sosial, ekonomi, politik tidak dapat diabaikan. Kita butuh perencanaan desain dan strategi yang matang”, tutup Nuke. (iz/ed:mtr)