Jakarta, Humas BRIN. Sejarah merupakan unsur kebudayaan. Budaya Indonesia mempunyai banyak substansi sejarah yang bersifat lokal kedaerahan, yang menarik untuk digali. Penulisan sejarah lokal diharapkan mampu melestarikan warisan budaya bangsa, terutama yang bersumber dari daerah yang hingga kini belum sepenuhnya diteliti atau dikembangkan.

Pusat Riset Masyarakat dan Budaya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya Kota Metro, Lampung, melakukan pengembangan sejarah lokal yang dituangkan dalam buku berjudul ‘Menyebar Semangat Sejarah Lokal Lampung: Sehimpun tulisan dari Lampung’ terbit pada Agustus 2021.

Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, Ahmad Najib Burhani, dalam kata pengantar buku menyebutkan, buku ini memiliki keistimewaan tidak hanya karena menambah pemahaman mengenai sejarah di Lampung, tetapi juga karena mampu memberikan perspektif baru bagaimana memasyarakatkan sejarah dengan bahasa dan sajian yang lebih mudah diterima semua kalangan.

Melalui buku ini, sekaligus menjadi penanda bergeliatnya semangat sejarah publik di lampung. Bahwa perhatian terhadap sejarah tidak lagi didominasi kalangan tertentu saja, tetapi semakin meluas. “Menguatnya kesadaran sejarah dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat menjadi sinyalemen baik terwujudnya masyarakat yang tidak hanya dewasa dalam kebudayaan, tetapi juga berperadaban,” tuturnya. ”Sejarah tidak dipahami semata berdasarkan angka tahun dan peristiwa masa lampau saja namun dapat dikontekskan dalam kehidupan masa kini,” tambah Najib.

Dikatakan Najib, masyarakat Lampung tentu mendapatkan manfaat yang besar dari membaca buku ini untuk bergotong royong membangkitkan kisah-kisah sejarahnya dan melestarikan peninggalan budayanya. “Karena masyarakat yang besar dan maju adalah masyarakat yang tidak kehilangan budayanya dan menjadikan budaya itu sebagai identitas dan jati diri,” ungkapnya.

Pengembangan Sejarah Lokal di Lampung

Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, Hidayatullah Rabbani, menjelaskan dukungan terhadap penerbitan buku ini sendiri merupakan wujud komitmen para peneliti BRIN terhadap pengembangan sejarah lokal Lampung. “Alasan utama, yaitu memperkaya sumber literasi kesejarahan, menyemarakkan kembali penulisan sejarah lokal, membuka peluang pariwisata kesejarahan, mengembalikan sejarah ke masyarakat untuk pelibatan masyarakat sebagai pelaku dan produsen sejarah itu sendiri,” jelas Hidayat.

Selanjutnya, dikatakan Hidayat kalau sejarah publik menjadi penting karena berperan dalam menumbuhkan empati sejarah di kalangan masyarakat, dimana empati sejarah merupakan keterkaitan batin yang terbangun antara seseorang dengan masa lalu. “Empati sejarah bermanfaat untuk membangun pemahaman bahwa kehidupan sekarang adalah keberlanjutan dari masa lalu, karena peninggalannya akan senantiasa terjaga dalam ruang ingatan masyarakat terutama kemanfaatan untuk kehidupan,” ungkap nya.

Menurut Hidayat bentuk keterlibatan masyarakat dalam rangka memproduksi dan mengomunikasikan sejarahnya melalui tulisan, dengan mengangkat isu atau topik berkenaan dengan bangunan bersejarah, sejarah lokal, wisata sejarah, dan pembelajaran sejarah. Para penulis mencoba untuk memperpendek jarak antara masa lalu dengan masa kini dan berusaha menjadikan tetap relevan dan signifikan dengan situasi yang kini sedang berjalan, ujarnya.

Seperti kita ketahui bersama sejak dulu Lampung memiliki potensi besar dengan corak kebudayaan dan sejarahnya. Dalam buku ini mengangkat keunikan, keberagaman dan sejarah yang ada dibeberapa daerah di Lampung seperti Metro, Tulang Bawang, Pringsewu, Bandar Lampung, Lampung Timur, dan Lampung Tengah. (suhe/ed:mtr)