Jakarta-Humas BRIN. Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR-IPSH) adalah salah satu struktur organisasi yang ada di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). ”Penyusunan Rumah Program IPSH merupakan tindak lanjut dari penataan organisasi dan tata laksana riset BRIN dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK), yang kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Kepala BRIN No. 10 Tahun 2021 tentang Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR-IPSH),” tutur Plt. Kepala OR-IPSH BRIN, Ahmad Najib Burhani, di Jakarta, Senin (21/01).
Najib, lebih rinci menyebutkan, Rumah Program diarahkan menjadi rumah bagi produksi pengetahuan (knowledge production) yang memenuhi etika dan integritas riset atau luaran yang unggul (excellent outputs), riset dan kegiatan ilmiah yang berkontribusi nyata dalam menjawab isu-isu sosial dan humaniora, Serta berkembangnya komunitas akademik yang sehat.
Untuk jangka panjang, diharapkan Indonesia dapat menjadi rumah dan tuan rumah bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial humaniora yang berkontribusi lebih luas dalam perkembangan dunia ilmiah skala global. “Rumah Program, diharapkan menjadi pedoman untuk arah pengembangan IPSH menuju Indonesia 2045,” lanjut Najib.
Maka aspek continuity dan change perlu diperhatikan. Selanjutnya, dikatakan Najib dari aspek continuity adalah apa yang perlu tetap ada, dipelihara dan menjadi pijakan bagi keberadaan bangsa ini di tahun 2045. “Ke-Indonesia-an itu sendiri, identitas dan jati diri sebagai bangsa,” ulasnya.
Sementara, aspek change mengacu kepada berbagai perubahan masyarakat yang harus direspon dengan cepat dan tepat oleh peneliti, yaitu Dinamika Kontemporer.
Beberapa hasil penelitian dalam bentuk jurnal nasional dan internasional telah dihasilkan oleh rekan-rekan peneliti di bawah OR-IPSH, yang telah diterbitkan oleh lembaga bereputasi seperti Springer, kata Najib. SDM peneliti bidang IPSH dengan kepakaran, kompetensi dan penelitiannya selama ini menjadi basis utama (core) penyusunan Rumah Program dan pelaksanaan riset-riset Sosial dan Humaniora yang akan datang, disamping tentunya kekuatan jejaring ilmiah di tingkat nasional dan internasional. “Kerja sama juga dibangun dengan lembaga dan organisasi, baik nasional ataupun internasional, yang masih terus dikembangkan sampai saat ini,” pungkasnya. ( nan/ ed:mtr)