Jakarta, Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Masyarakat dan Budaya dan Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) telah berkolaborasi melakukan riset sejak 2003. Saat ini, Program riset yang sedang berjalan adalah Recording the Future, dengan fokus kegiatan merekam keseharian masyarakat Indonesia untuk dijadikan referensi situasi sosial Indonesia di masa depan.
Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, Ahmad Najib Burhani, menyebutkan kolaborasi riset ini tidak hanya menghasilkan data video tapi juga memperkuat network BRIN dengan Lembaga Akademik ternama di Belanda. “Kolaborasi juga dilakukan di bidang publikasi ilmiah karena KITLV memiliki publishing house yang terakreditasi internasional,” kata Najib pada acara daring penandatangan MoU, Selasa (26/1).
“MoU yang ditanda tangani hari ini adalah pembaruan untuk periode ke-4 dari MoU yang telah dibuat, dan setiap periodenya berlangsung selama 5 tahun,” tambah Najib.
Kepala Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, Lilis Mulyani, menjelaskan kerjasama dalam nota kesepahaman bertujuan untuk mempromosikan kegiatan ilmiah antara BRIN dan KITLV melalui penelitian kooperatif dan jenis pertukaran lainnya. “Program kerja sama ilmiah dalam MoU meliputi ilmu-ilmu sosial dan humaniora di Indonesia,” jelasnya.
Dikatakan Lilis, kolaborasi ini dipandang perlu untuk membangun kerjasama dalam Pencatatan kehidupan sosial masyarakat Indonesia, dan masing-masing pihak setuju untuk melanjutkan program penyelesaian audiovisual Recording the Future (RtF), yang bertujuan untuk mendokumentasikan kehidupan sehari-hari di Indonesia, setidaknya selama empat tahun dari program RtF. “Untuk itu, dokumentasi audiovisual ‘merekam masa depan: arsip audiovisual kehidupan sehari-hari di Indonesia’ dapat terlaksana dengan lancar,” ujar Lilis.
Sebagai informasi, saat ini ada dua peneliti Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora (OR IPSH) BRIN, sedang menjalani pendidikan doktoral sebagai hasil dari kolaborasi ini, yaitu Leolita Masnun di Vrije University Amsterdam dan Yogi Setya Permana di Leiden University. (suhe/ed:mtr)