Jakarta – Humas BRIN. Secara De facto, Pusat Riset Ekonomi BRIN sebenarnya sudah tidak ada lagi, namun masih dikembangkan dengan dibentuknya empat pusat riset yang bukan ekonomi an sich. Keempat pusat riset tersebut menjadi bagian dari Organisasi Riset (OR) Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat (TKP-EKM) BRIN.

Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Riset Ekonomi BRIN, Agus Eko Nugroho, dalam acara Sosialisasi Pusat-Pusat Riset di OR TKP-EKM BRIN, Kamis (3/2). Menurut Agus, ekonomi an sich sudah tidak banyak lagi dibaca orang, sehingga kita harus menggunakan dimensi yang interdisipliner, yang saling mendukung. “Itu yang kemungkinan besar menurut saya dapat memecahkan masalah-masalah besar di negeri ini,” jelas Agus.

Organisasi Riset adalah ibarat sebuah rumah besar yang harus dibangun bersama dan memberi kesempatan dan peluang besar bagi para peneliti untuk berkarya. Agus  mengajak, khususnya bagi para peneliti di Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP), untuk menjadi bagian dalam membangun rumah baru serta dapat berkolaborasi dan bersinergi bersama peneliti-peneliti lainnya.

Ada dua aspek besar, yaitu aspek tata kelola dan aspek ekonomi dalam OR TKP-EKM BRIN . Kedua komponen besar itu saling berkaitan, antara government valuer dengan market valuer, untuk membangun kesejahteraan masyarakat secara umum. “Dua sinergitas, dua aspek ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk kita bisa masuk ke dalam era pertumbuhan jangka panjang mendukung visi Indonesia maju 2045,” imbuh Agus .

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Periset Indonesia, Syahrir Ika  dalam paparannya juga mengajak para peserta sosialisasi untuk tidak lagi berbicara perbedaan, tetapi sebaiknya berpikir tentang sinergi, kolaborasi agar misi dari Organisasi Riset ini sukses. “Hanya dengan budaya itu yang membuat kita bisa menyelesaikan banyak masalah di negara ini,” ungkap Syahrir.

Dalam paparan dengan judul Pentingnya Organisasi Riset dan Pusat-pusat Riset Ekonomi Dalam Leadership BRIN, Syahrir menjelaskan filosofi atau desain kenapa OR Ekonomi ini perlu dibentuk dalam leadership BRIN. “Kenapa saya katakan leadership BRIN, karena mulai dari leadership inilah kita mulai menempatkan ekonomi ini pada posisi sentral dalam mempercepat upaya kita mewujudkan misi kesejahteraan masyarakat, misi keadilan, kemakmuran, yang kita masih jauh dari harapan itu,” jelas Syahrir .

Oleh karena itu, riset di bidang ekonomi perlu diperkuat yang didukung oleh SDM yang begitu banyak, dengan membangun budaya kerja kolaborasi dari SDM ekonomi yang selama ini tersebar. Sehingga Organisasi Riset ini dapat menjadi center of excellence yang dapat memecahkan banyak masalah dalam pembangunan ini, seperti kemiskinan, ketimpangan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), daya saing, kesejahteraan, dan lain-lain, yang harus dicarikan solusinya.

Acara sosialisasi yang diselenggarakan secara hybrid ini, merupakan kolaborasi dari berbagai pihak terkait dengan Riset Sosial Ekonomi yang ketiga dan dilaksanakan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP) bekerja sama dengan Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) BRIN. Rudi Alek Wahyudin, selaku Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan dalam pengantarnya menjelaskan bahwa 17 peneliti BBRSEKP memiliki kepakaran sosial ekonomi kelautan dan perikanan, tentunya yang di dalam dinamika kelembagaan tetap memilih profesi sebagai peneliti. “Oleh karenanya, kami berharap dengan Sosialisasi ini, dapat memberikan manfaat dan informasi yang sebesar-besarnya yang terkait tentang bagaimana pilihan profesi sebagai peneliti terkait dengan keilmuan, ekonomi, dan kesejahteraan ke depan,” pungkas Rudi. (arial/ed: mtr)