Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset (PR) Agama dan Kepercayaan-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar silaturahim dan halalbihalal secara daring, bersama seluruh staf PR Agama dan Kepercayaan, Rabu (11/5). Dihadiri Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora-Badan Riset dan Inovasi Nasional (OR IPSH-BRIN) Ahmad Najib Burhani, dan Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan Aji Sofanudin.

Dalam kesempatan ini, Najib menyampaikan beberapa hal, sehubungan kegiatan yang dilaksanakan oleh PR Agama dan Kepercayaan. “Saya diajak melakukan pertemuan oleh Rajaratman School of International Studies (RSIS) Singapura, terkait dengan security religion and radicalism, dan filantropi,” jelasnya.

“Filantropi menjadi isu penting, semangat filantropi kita sangat tinggi, tetapi banyak yang menyalahgunakan, untuk kegiatan yang bertentangan dengan spirit keagamaan. Hal ini menjadi concern berbagai pihak,” lanjut Najib.

Isu berikutnya mengenai syariah, lanjut Najib, yaitu lab industri halal di Indonesia, yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin di Yogyakarta. Ada aspek keagamaannya, dengan industri halal tersebut. “Menjelang Idul Fitri kemarin, saya mewakili kepala BRIN untuk sidang isbat, penentuan tanggal 1 Syawal, dan posisi kita sebagai scientific authority. Jadi Isu-isu tersebut adalah bagian dari riset yang kita lakukan, di dalam PR Agama dan Kepercayaan,” ungkap Najib.

Kepala PR Agama dan Kepercayaan Aji Sofanudin, menjelaskan tentang PR Agama dan Kepercayaan, sebagai PR baru, berada di bawah koordinasi OR IPSH-BRIN. Salah satu tugas PR Agama dan Kepercayaan, dalam menyelenggarakan fungsinya, yaitu penyiapan bahan rekomendasi ilmiah, dan tanggapan ilmiah di bidang agama dan kepercayaan.

PR Agama dan Kepercayaan memiliki 6 klaster yang disebut Kelompok Riset (KR), yaitu: KR 1 Ragam dan Dinamika Agama dan Kepercayaan; KR 2. Kebijakan Perlindungan dan Pelayanan Agama dan Kepercayaan; KR 3. Agama dan Tantangan Kontemporer; KR 4. Konflik, Kerukunan dan Moderasi Beragama; KR 5. Radikalisme Ekstrimisme Keagamaan, dan Terorisme; dan KR 6. Pendidikan Agama, Keagamaan, dan Kepercayaan.

“Kepada para Koordinator Klaster saya persilakan untuk menyampaikan 3U, yaitu unek-unek, usul-usul, dan ular-ular. Pertama, unek-unek menyampaikan perasaan terdalam. Kedua, usul-usul yaitu memberikan anjuran, saran, dan perbaikan ke depannya. Ketiga, ular-ular atau memberikan wejangan, nasehat dan ceramah keagamaan,” papar Aji.

KR 1 telah melaksanakan agenda Webinar Series tentang Dinamika Baha’I, beberapa waktu lalu. Mustolehudin yang bertindak sebagai Koordinator Klaster 1 mengharapkan, untuk yang akan datang, perlu langkah konkrit dari masing-masing KR, dengan membuat roadmap.  “Baik penelitian jangka pendek, menengah dan panjang, serta perlu didukung oleh Profesor Riset dan periset lainnya. Setidaknya ada 6 poin utama tentang tema-tema penelitian,” ujarnya.

KR 2 memiliki beberapa fokus kajian, yaitu pemenuhan terhadap hak-hak sipil, terutama minoritas. Kemudian layanan keagamaan, baik ibadah haji, zakat, pernikahan, wakaf, dan umroh. “Kajian penelitian kami juga, fokus pada pengelolaan dana keagamaan, wakaf mikro, dan jaminan produk halal,” beber Koordinator Klaster 2 Fauziah Marzuki.

Sampai sekarang aktivitas di KR 3 masih berkonsentrasi pada kegiatan di tim riset. “Kami memiliki 3 tim riset yang sedang berjalan. Tim riset yang pertama, yaitu riset narasi keagamaan di ruang digital. Berupa ceramah dari tokoh-tokoh, dan lembaga Islam selama bulan Ramadhan, 1 hingga 29 Ramadhan,” ungkap Koordinator Klaster 3 Joko Tri Haryanto.

“Kami bertugas mencermati ceramah-ceramah, dan aktifitas digital. Mencermati beberapa poin, yaitu engagement, perkembangan, view, kemudian like, comment dan share. Ternyata memang cukup menarik, dan rencananya akan tetap dicermati sampai akhir bulan Syawal,” ujarnya.

Tim riset ke 2, lanjut Joko, riset tentang rekonstruksi sejarah dan budaya P. Langkang, merancang konsep historikal  dan ekowisata ikonis Kota Makassar, risetnya sudah berproses. “Hasilnya akan dibagikan, dan didiskusikan bersama-sama. Tim riset ke 3 masih dalam pembahasan penelitian, tentang perguruan tinggi undercover. Resistensi korban kekerasan seksual, karena banyak kasus terjadi di perguruan tinggi,” ungkapnya.

Kegiatan di KR 4, banyak tema yang dapat digarap. Pendekatan terhadap Pemda dan pihak kampus, untuk melakukan riset bersama. “Baik tentang tema kerukunan, atau pengembangan. Kami membentuk desa model kerukunan,” tandas Koordinator Klaster 4 Ismail. “KR 6 memiliki 2 program penelitian yang kami upayakan di tahun 2022, yaitu tentang inklusi dan pesantren,” kata Koordinator Klaster 6 Mulyani Mudis Taruna. Sedangkan untuk KR 5, belum menyampaikan rencana kegiatannya, karena berhalangan hadir. (ns)