Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra (OR ABS) BRIN menggelar Lokakarya Inventarisasi Prasasti (IDENK) pada Senin (12/12) secara hybrid. “Prasasti merupakan bagian riset yang perlu disentuh dengan perkembangan teknologi, kolaborasi kegiatan terus ditingkatkan tidak hanya dalam bicara bincang-bincang antara BRIN dan École française d’Extrême-Orient (EFEO) namun harus melibatkan komunitas, perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya,” lontar Dr. Herry Jogaswara selaku Kepala OR ABS.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Titi Surti Nastiti Peneliti BRIN, Prof. Daniel Perret dari EFEO Malaysia, Prof. Arlo Griffiths dan Dr. Wayan Jarrah Sastrawan dari EFEO Jakarta. Dalam sambutannya, Herry menyampaikan bahwa kegiatan hari ini merupakan kolaborasi antara BRIN dan EFEO untuk membuka jalan. Baik melalui fasilitasi maupun kolaborasi dalam penelitian arkeologi, manuskrip, kebahasaan dengan prasasti dimulai masa prasejarah.
Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini sungguh bermanfaat bagi BRIN karena masyarakat luas turut berpartisipasi. Ke depan, diskusi inventarisasi prasasti membawa manfaat bersama untuk kontribusi kepada bangsa. Sementara itu, Dr. Irfan Mahfud selaku Kepala Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah menyampaikan bahwa kerja sama dengan EFEO merupakan bukti hubungan kekeluargaan yang sangat panjang. Dimulai tahun tujuh puluhan hingga saat ini.
Kerja sama yang dijalin walau sudah berganti generasi namun kerja sama tetap terjalin dengan baik dan diharapkan bisa menjalin kerja sama dengan organisasi lainnya. Sehingga apa yang dicita-citakan dalam produksi ilmu pengetahuan memiliki pengaruh baik tingkat lokal maupun global. Kerja sama terus ditingkatkan dan melihat perubahan-perubahan konten untuk dapat memastikan hak terkait.
Irfan berharap bahwa prasasti yang digali saat ini baru pada masa klasik hindu, kalau memungkinkan paca klasik seperti pasca penjajahan, agar dapat memperkaya Idenk melihat perjalanan sehingga dapat dikutip sebagai acuan. Suatu perubahan macam-macam kebangsaan prasasti dimensi sangat luas mulai dari sosial sampai hukum, sehingga didapati penjabarannya.
Dilanjutkan paparan dari Dr. Titi Surti Nastiti menyampaikan kronologi kerja sama antara antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan EFEO telah melakukan kerja sama penelitian sejak tahun tujuh puluhan. Pada awalnya bentuk kerja sama lebih menekankan kepada terbitan buku-buku seri terjemahan antara lain candi sewu dan arsitektur bangunan agama buddha di Jawa Tengah. Pada tahun 2022, karena belum ada kerja sama antara BRIN dan EFEO maka kerja sama masih memakai MoU Pusat Arkenas dan EFEO tahun 2019 antara Marlon Nicolay Ririmasse dengan Arlo Griffiths.
Berbagai hasil kerja sama antara Arkenas dan EFEO yang telah dipublikasikan diantaranya 10 tahun kerja sama Puslit Arkenas dan EFEO, 25 tahun kerja sama Puslit Arkenas dan EFEO, Barus Negeri Kamper, Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Titi menyampaikan bahwa dalam inventaris daring epigrafi nusantara kuno membagi dalam tiga bagian yaitu input data diantaranya meliputi: nama prasasti, situs, garis lintang, garis bujur, dukuh/dusun/kampung, desa/kelurahan, kecamatan/mukim/tambort, kabupaten/kotamadya/amphoe, provinsi/negeri DJ/changwat, negara, cara perolehan, bahan, kondisi fisik sekarang, kondisi fisik dahulu, bentuk, ukuran,baris, bahasa, aksara, jenis teks, tahun saka, tahun sanjaya, tahun masehi, catatan, tempat menyimpan sekarang, tempat menyimpan dahulu, gambar/foto, rujukan, formulir diisi oleh, tanggal formulir dilengkapi oleh, tanggal formulir dilengkapi oleh, tanggal, kemudian yang kedua bagian abklats dan bagian ketiga fotogrametri.
Paparan selanjutnya oleh Prof. Daniel Perret yang menyampaikan katalogisasi prasasti-prasasti klasik nusantara yang dimulai pada awal tahun 2000. Beliau menyampaikan bahwa awal tahun 1920-an lebih dari 600 prasasti telah tercatat yang berbahasa Sansekerta, Jawa Kuno dan Tamil, Melayu Kuno teridentifikasi di Nusantara. Dalam metadata termasuk angka tahun, tempat prasasti ditemukan, residentie tempat ditemukannya, deskripsi singkat, tempat penyimpanan prasasti, serta rujukan bibliografi.
Paparan selanjutnya oleh Prof. Arlo Griffiths dan Dr. Wayan Jarrah Sastrawan dari EFEO Jakarta yang membahas terkait project DHARMA ERC Synergy Grant No. 809994 SIP No.103/SIP/IV/FR/7/2022, workshop Inventarisasi prasasti. Kegiatan DHARMA diantaranya penggalian arkeologi klasik, baik sumatera maupun jawa. Suntingan terjemahan dan publikasi prasasti dalam bentuk artikel buku dan database daring, suntingan dan terjemahan teks jawa kuno dan sunda kuno, inventarisasi prasasti serta dokumentasi visual. Situs web dan pangkalan data idenk.net bertujuan merangkum data dalam bentuk stabil dan berkelanjutan, mempermudah perbaikan dan pemutakhiran data secara kontinyu, menyajikan data secara user-friendly dan logis, menelusuri data secara terperinci, mencakupi metadata dan bibliografi bukan teks asli prasasti ataupun terjemahannya. Kelebihan database pengindentifikasian prasasti di suatu situs atau daerah prasasti yang menggunakan suatu bahasa atau sistem aksara adalah prasasti yang dibuat bahan tertentu, pembentukan dan penambahan permanen setiap ada publikasi baru penyangkut prasasti tertentu, sebagai rujukan dapat ditambah di bibliografi, setiap ada pemasukan atau pembetulan data yang masih kosong untuk prasasti tertentu bisa diubah sehingga website langsung ikut diupdate. Selain itu, pemetaan sesuai kriteria seleksi, prasasti dapat dipetakan, keterbukaan untuk umum memenuhi prinsip findable, accessible, interoperable, reusable. (SUR/ed: SGD)